"Mungkin kamu belum beruntung."
"Bukan. Semua karena Ayah saya...."
"Apa hubungannya?"
"Ayah terpikat pada wanita lain. Meski Ayah sah berpoligami, tapi Ibu saya tidak ikhlas. Setiap hari Ayah dan Ibu bertengkar. Keadaan dalam rumah tidak ada bedanya dengan neraka."
"Tapi seharusnya...."
"Seharusnya saya memang tidak boleh terpengaruh. Tapi, anak mana yang tidak sedih melihat kedua orangtuanya bertengkar sampai memutuskan untuk talak?!"
"Lalu...."
"Saya menyalahkan Ayah. Setiap hari saya uring-uringan dan membangkang perintahnya. Saya tidak lagi konsentrasi mengikuti mata pelajaran di sekolah. Nilai saya jeblok. Nama saya dicoret dalam daftar siswa teladan calon penerima beasiswa. Saya sakit hati dan frustasi. Akhirnya, saya mulai mengenal dan mengkomsumsi narkoba untuk melupakan masalah. Saya jadi junkies."
"Kamu kurang tabah."
"Saya menyesal. Tapi semuanya sudah terlambat. Ketika sadar, sekolah sudah mengeluarkan saya."
"Masih untung kamu cepat sadar."