"Ke-kenapa mesti saya?!"
Gadis itu membisu. Sejenak ditekuknya kepalanya ke dada sebelum mengedarkan mata ke sekeliling ruangan kafe Suasana masih seramai tadi. Dihirupnya kembali jus apelnya dengan gerak gelisah.
"Padahal, ketemu juga baru beberapa jam lalu...."
"Memangnya kenapa kalau saya suka sama kamu!"
Sarwana terenyak. Dadanya bergemuruh. Ditatapnya sepasang mata ekuator gadis yang telah mengungkapkan perasaan hatinya itu. Ini mimpi! Serunya dalam hati.
"Saya suka kamu, Wana!"
"Kamu aneh...."
"Tapi, saya benar-benar suka sama kamu."
"Saya bukan orang yang pantas kamu sukai. Kamu cuma emosi. Lama-lama rasa suka itu juga akan hilang sendiri. Jadi...."
"Kamu tidak fair!"
"Kita temanan."