Mohon tunggu...
Edy Supriatna Syafei
Edy Supriatna Syafei Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Tukang Tulis

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Setahun Gempa Sulteng, Apa yang Dilakukan Pemerintah?

27 September 2019   13:58 Diperbarui: 27 September 2019   13:56 1165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Potensi tsunami ini juga telah juga disampaikan pada tahun 2001 oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), yang melakukan pemetaan seluruh pantai di Indonesia, termasuk pantai teluk Palu (Daryono, 2018).

Berdasarkan dari rangkaian peristiwa itu, BNPB menetapkan Sulteng menjadi salah satu provinsi dengan ancaman risiko bencana yang tinggi. Memiliki multi ancaman, termasuk epidemi dan wabah penyakit, kebakaran hutan dan lahan, gelombang ekstrem dan abrasi, banjir bandang, tanah longsor, dan gempa bumi (BNPB, Kebijakan dan Strategi Penanggulangan Bencana (JAKSTRA PB).

Sebelum gempa September 2018, penulis memiliki kesan kuat bahwa kota Palu dikelilingi gunung dengan sebagian terbuka menghadap laut. Hotel, perkantoran, pasar modern, sarana pendidikan seperti sekolah hingga rumah ibadah terlihat indah.

Sebagai ibukota, Palu berbatasan dengan Kabupaten Donggala di sebelah barat dan Utara, Kabupaten Sigi di sebelah selatan, dan Kabupaten Parigi Moutong di sebelah timur. Kota Palu merupakan kota lima dimensi yang terdiri atas lembah, lautan, sungai, pegunungan, dan teluk.

Jika ingin mencapai kota lain, ya harus ekstra hati-hati karena jalan raya di provinsi ini tergolong sempit. Ke Poso saja, misalnya, jalan berkelok tajam sangat banyak. Dibanding ke Sumatera Barat, tidak berlebihan bila kelokannya jauh lebih berbahaya. Nah, ketika terjadi gempa, sangat sulit membayangkan betapa dahsyatnya kota tersebut tercabik-cabik.

Sekali lagi, bencana gempa, tsunami dan disusul likuifaksi yang terjadi di Palu dan Donggala, menuai perhatian dan duka mendalam bagi masyarakat Indonesia. Korban meninggal kebanyakan tertimpa reruntuhan bangunan dan diterjang tsunami.

Untuk itu, korban meninggal segera dimakamkan secara layak dan massal. Ini karena pertimbangan kesehatan. Kita pun bersyukur, PT Pertamina ikut mengerahkan karyawannya untuk memasok bahan bakar sehingga pekerjaan ke-PU-an dapat ditangani dengan cepatnya. Petugas medis dari PMI cepat berdatangan, termasuk sejumlah relawan cepat bergerak.

Tercatat Pertamina menerjunkan sekitar 50 personil sebagai tenaga operator ke SPBU di daerah yang terkena dampak bencana gempa. Tindakan ini dilakukan sebagai upaya untuk mempermudah penyaluran bahan bakar untuk mendukung Sulteng bangkit.

Penyediaan Huntara Dikebut

Kepala Satuan Tugas Penanggulangan Bencana Kementerian PUPR di Sulteng Arie Setiadi Moerwanto merasa lega. Pekerjaan rekonstruksi dan rehabilitasi melalui tiga direktorat jenderal (ditjen), yaitu Ditjen Sumber Daya Air, Ditjen Bina Marga, dan Ditjen Cipta Karya selama setahun memperlihatkan hasil menggembirakan.

Salah satunya yang membanggakan itu adalah pembangunan 699 unit hunian sementara (huntara) di 72 lokasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun