"Tadi Mira ke kota Bang dan mampir ke suatu toko hendak membelikan oleh-oleh buat Abang. Kata penjualnya ini coklat Palentin."
"Palentin? Apaan tuh Palentin?"
"Mira sendiri gak tahu Bang. Kata penjualnya tadi biasanya dihari Palentin ada kebiasaan memberikan coklat sebagai tanda kasih sayang. Nah karena Mira ingat Abang, makanya Mira belikan coklat itu Bang." Mira berusaha menerangkan.
"Oh jadi coklat ini tanda kasih sayang ya, Mir?"
"Iya Bang, ya sudah Mira pamit ya Bang"
"Ya...hati-hati ya Mir, makasih coklat Palentinnya"
Dalam hati Karno bersorak riang. Kali ini ia bisa apel ke Bu Sinta sambil membawa coklat Palentin. Kata Mira tadi, coklat Palentin adalah tanda kasih sayang. Bu Sinta pasti senang, batin Karno. Dan begitulah, selepas Mira pergi dari rumahnya, Karno pun segera meluncur dengan sepeda motornya ke rumah Bu Sinta sambil membawa bingkisan sekotak coklat Palentin dari Mira.
Di depan rumah, Bu Sinta sudah menyambut kedatangan Karno pacar barunya. Setelah mempersilakan masuk, mereka pun mulai terlibat obrolan seru. Tiba-tiba karno mengeluarkan sesuatu dari dalam kantong jaketnya. Sekotak coklat yang tadi Mira berikan.
"Apaan nih, coklat ya? Haduh Mas Karno koq repot-repot segala sih!" Bu Sinta tampak senang menerima pemberian coklat dari Karno.
"Gak koq Dik, tadi ada seorang teman ngasih oleh-oleh. Katanya ini bagus kalo diberikan buat orang yang tersayang. Karena Mas sayang sama Dik Sinta, maka coklat ini Mas berikan untuk Dik Sinta. Namanya coklat Palentin."
"Wah makasih ya Mas, kayaknya enak nih kalo dicampurkan ke dalam susu hangat, khan jadinya coklat susu. Ya sudah tak buatkan susunya dulu ya Mas"