“Iya Bu! Karno berangkat ya, Bu!” Sambil menyalami ibunya, Karno bersiul-siul dan segera memacu motornya menuju rumah Bu Sinta.
Tak berapa lama, Karno sudah sampai di depan rumah Bu Sinta.
“Malam, Bu! Mari kita pergi!”
“Ah gak jadi saja. Pak Karno sih! Ini sudah jam berapa? Mendingan di rumah saja!”
“Jadi …. Batal nih ceritanya, Bu?”
“Ya batal dong! Malu-maluin datang jam segini. Diketawain orang banyak nanti!” Ujar Bu Sinta agak sewot.
“Lalu saya gimana? Pulang nih?” Tanya Karno bingung.
“Kalo berkenan, temanin saja saya di rumah ya!” Pinta Bu Sinta yang kebetulan tinggal sendirian. Ibu dan bapaknya yang di desa terkenal sebagai pengusaha susu sapi perah itu sedang keluar kota katanya.
"Pucuk dicinta, ulam tiba" Batin Karno. Tapi dasar Karno sok jaim, dia pun pura-pura tidak antusias menanggapi permintaan Bu Sinta.
"Ah, Bu Sinta gak enaklah kalo saya nemanin Bu Sinta disini. Nanti kalo ada yang marah gimana?" Ucap Karno menggoda.
Seperti tahu maksud pembicaraan Karno, Bu Sinta pun menjawab dengan tersipu malu.