"Saya masih jomblo koq, Pak!"
"Yang benar, Bu? Masak orang secantik Bu Sinta tidak punya pacar sih?" Karno seakan tak percaya dengan ucapan Bu Sinta.
"Beneran Pak, gak ada yang mau sama saya kayaknya Pak hehehe" Bu Sinta pun tertawa terkekeh.
"Wah, kalo begitu boleh dong saya sering-sering datang kemari?" Entah darimana datangnya keberanian itu, tiba-tiba saja Karno berani mengutarakan kata-kata itu. Sekilas berkelebat bayangan Mirayang innocent dan juga bapaknya yang suka nyuruh-nyuruh dia.
"Maaf Mir, semua gara-gara bapakmu sih!" Batin Karno getir.
"Silahkan kalo Pak Karno tidak keberatan! Oh ya, masuk dulu Pak. Mau minum apa nih?" Tiba-tiba Bu Sinta ingat kalo dia belum mempersilakan tamunya masuk ke dalam rumah.
"Makasih, Bu! Apa saja asal bikinan Bu Sinta, pasti saya minum" Mulailah Karno ngegombal.
Bu Sinta pun segera berlalu dari hadapan Karno menuju dapur dan tak berapa lama sudah muncul kembali dengan dua gelas teh hangat serta sepiring pisang goreng.
"Mari silahkan diminum Pak! Ini tadi kebetulan ada tetangga yang ngirimin pisang. Daripada tidak kemakan, mendingan saya goreng."
Karno pun segera menyeruput teh hangat di depannya, tak lupa dia ambil pula sepotong pisang goreng yang masih hangat.
"Wah enak koq pisangnya, Bu Sinta jago ya ngolah pisang hehehe"