Tiba-tiba rasa pening menghantam lagi. Kepalaku seperti pecah dan ditusuk-tusuk. Tubuhku bersimbah peluh. Ragaku sempoyongan. Aku segera beringsut menuju rumah. Untungnya kamu sedang duduk di teras memandangiku sejak tadi. Lalu segera memapahku ke pembaringan.
”Mataku ngantuk Ver. Sebelum tertidur aku mau shalat dulu.” Kataku
”Bentar Bang, Vera ambilin air pakai ember ya.” Kamu segera bergegas ke kamar mandi. Aku hanya mengangguk.
Setelah shalat, aku menuju pembaringan. Kamu menghampiriku. Buai peluk tangan halusnya yang berhiaskan kasih sayang, membuat jiwaku menikmati dentingan lonceng kecil bergemerincing di tengah kekaburan. Wajahmu kulihat khawatir. Seorang lelaki tua berpakaian putih datang menghampiriku. Ia berkata : ”Sudah waktunya.”
====000====
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H