"sabar dulu, ini kan demi kamu juga, gimana mau gak nih?" desaknya. "Kalau begitu aku pikir-pikir dulu deh," jawabku. "Aku minta waktu semalam aja buat berpikir ya?" sambungku.
"Ya terserah kamu, tapi jangan kelamaan mikir nanti hilang lho kesempatan buat cari uangnya, jaman sekarang cari uang susah neng!" katanya.
Setelah obrolan itu sepanjang hari Aku berpikir bagaimana baiknya, apakah tawaran pekerjaan itu Aku terima atau Aku tolak saja.
Karena itu pekerjaan sangat bertolak belakang dengan ajaran agama dan adat ketimuran. Setiap kali Aku berpikir menolak seketika itu juga bayangan sang anak dan orang tua dengan latar belakang ekonomi rendah selalu membayang dalam benakku.
Jika Aku tidak terima ajakkan temanku tentu kebutuhan keluargaku tidak mungkin terpenuhi.
Singkat cerita keesokan harinya, Aku memberanikan diri membicarakan soal pekerjaan itu pada temanku. "Dian, tawaranmu itu aku terima deh, karena aku bener-bener terpaksa butuh uang buat keluargaku." Kataku pada temanku Dian.
 "Nah gitu dong, jangan muna lah kita semua butuh duit gak usah mikir nanti, nanti ya nanti lagian kita gak ngerugiin orang juga," katanya.
"Trus, aku harus bagaimana, kapan mulai kerjanya dan tempatnya dimana?" kataku. " Tenang itu semua sudah diatur yang penting kamu siap-siap dandan yang cantik trus aku upload potomu di medsosku barangkali dapat pelanggan hari ini," Pungkasnya.
Rasa deg -degan pastilah ada, orang yang namanya baru kerja terus pekerjaannya pun benar-benar sesuatu yang Aku akui secara normal sangatlah buruk namun apa dayaku saat itu yang kupikir hanyalah uang dan uang.
Tak berapa lama saat aku dan temanku memantau aplikasi pertemanan yang digunakannya. Terpantau ada yang masuk dan kemudian tertarik pada profilku yang dipajang di aplikasi tersebut.
Harga Open Bo ku terlihat Rp400.000, satu kali "main." Setelah deal harganya kami pun sepakat untuk ketemuan.