Mohon tunggu...
Dudi safari
Dudi safari Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pegiat Literasi

Aktif di Organisasi Kepemudaan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Aku Jadi PSK Demi Sebungkus Susu Formula

12 Desember 2021   12:15 Diperbarui: 12 Desember 2021   17:41 368
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hati kecil seorang istri nampaknya tidak bisa dibohongi. Tiba-tiba terdengar dering suara HP, rupanya HP suamiku tertinggal.

Penasaran siapa yang chat dia, kubuka HP itu ada nomor baru kontak seorang wanita, tambah penasaran ingin cepat-cepat membuka isi chatnya, "Jemput Aku di tempat biasa ya sayang," isi chat tersebut.

Aku scroll ke chat sebelumnya banyak perbincangan antara suamiku dan wanita pemilik nomor HP itu, semuanya bernada mesra.

Sudah pasti mau bukti apalagi ternyata suamiku punya selingkuhan, makin tersayat hati ini.

Tak lama berselang terdengar langkah kaki cepat seperti berlari, nampaknya suamiku baru sadar HP-nya ketinggalan.

Setengah ku lempar HP itu ke arah suamiku. "Mau bukti apalagi  selingkuhanmu itu tadi ada chat untukmu," Ujarku.

"Mulai hari ini Aku pulang ke rumah orang tuaku, tak usah mencariku lagi." Hari itu juga Aku bergegas pulang ke rumah orang tuaku, berdua dengan sang bayi.

Air mataku sudah tak terbendung lagi. Rasa kecewa, kesal campur marah berkecamuk dalam dadaku.

Singkat cerita Aku mulai hidup baru kembali bersama orang tuaku, Aku bingung, biaya kebutuhan sehari-hari sekarang harus Aku pikirkan sendiri karena orang tuaku hanya buruh tani, sementara bayiku hanya mau minum susu formula.

Aku coba mencari info ke sana kemari barangkali ada teman yang butuh tenagaku maklum Aku hanya tamatan SMP kemampuan selain mengandalkan tenaga Aku tidak bisa.

Merantau ke Ibukota

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun