Kamar ukuran 3x3 M dengan segala macam perabotan, memang terlihat sempit.
Semoga Aku betah di sini, gumamku dalam hati. Sore itu sampai malam, Aku lewatkan hanya untuk ngobrol sana kemari sambil sesekali minum kopi.
Malam semakin larut Aku dan temanku beranjak ke tempat tidur karena sang kantuk sudah menghinggapi kami.
Bangun pagi sekali, Aku bantu beres2 kamar sambil mulai menanyakan tentang pekerjaan apa gerangan yang dia dijanjikan.
"Mmm... oke aku akan kasih tahu pekerjaan nya," kata temanku. "Namun sebelumnya kumohon kamu jangan marah ya, bukannya apa soalnya pekerjaan ini agak berbeda dengan yang lainnya," sambungnya.
"Ya udah bilang aja," kataku makin penasaran. "Kamu kan lagi butuh uang, pekerjaan apa pun kurasa mending kamu ambil aja, ingat anakmu butuh susu buat makan, juga orang tuamu butuh tambahan belanja sehari-hari," lanjutnya.
"Pekerjaannya mudah banget, kamu tidak perlu keluar rumah nanti tamu sendiri yang datang ke sini." Aku makin bingung pekerjaan apa gerangan.
"Ya, ya terus gimana?" susulku. "Aku kan open Bo, terima tamu laki hidung belang gitu, nanti kamu dapat bayarannya gede lho, lebih dari cukup buatmu," lanjutnya.
Aku makin bingung soalnya baru kali ini denger istilah open Bo itu apaan sih, kataku dalam hati.
"Gini aja gampangnya, aku pajang poto wajahmu yang paling cantik di medsos, nah siapa tahu ada yang minat kencan sama kamu, ya itu namanya Open Bo," katanya.
"Jadi aku mesti jual badanku sama laki-laki hidung belang buat ngelayanin nafsunya?" kataku setengah marah. Itu semua Aku ungkapkan dengan bahasa isyarat karena Aku memang bisu dan tuli.