Kami dipandu Isa mengarah ke Ujung Berung. Ke alun-alunnya yang sederhana. Menenteng awug dan jajanan pasar lain yang kami beli tak jauh dari situ.
Penat lepas sesaat. Perjalanan berlanjut.
Jalan dadakan memang kadang berakhir tak sesuai harapan.
Belum ada kabar dari kedua kakak sepupu. Tapi keinginan kuat bertemu membuat kami sepakat tetap menuju rumah mereka, meski keduanya tinggal berjauhan. Yang satu di sisi selatan kota, yang lain di sebelah utara. Dan kami belum pernah ke sana.
Dari ujung kota yang satu ke ujung yang lain, berkisaran di Bandung, rupanya bukan jarak yang bisa tuntas ditempuh dalam tempo sesingkat kami mau.
Pada to-do-list, 'ke rumah OmDon', sepupu selatan, sudah kami centangi: not completed. Masih terhutang. Alasan: alamat kurang lengkap.
Baris berikut di daftar: ke rumah sepupu utara.
"Ke nomornya langsung aja, Kak. Semoga ada."
Telepon pertama. Senyap. Telepon kedua hingga keempat. Sama.
Tapi, baris berikut dalam daftar belum pantas diberi tanda centang. Kami harus bertemu sepupu-sepupu itu. Dan buah tangan yang masakan Ibu belum tentu tahan sampai malam.
Aku coba lagi menghubungi mereka.