Mohon tunggu...
Dodik Suprayogi
Dodik Suprayogi Mohon Tunggu... Lainnya - Independen

Independen

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen Pramuka : Pionering Kokoh

14 Agustus 2023   06:00 Diperbarui: 15 Agustus 2023   11:29 704
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Ingat Yog ingat jangan mikirin cewek dulu, tuh proposal banyak yang harus direvisi." celetuknya seakan menyadarkanku kalau aku harus segera ke kelas karena pelajaran jam selanjutnya segera dimulai.

Seperti biasanya kelas hari ini dijam ke-empat adalah  bahasa Indonesia, untungnya guru bahasa Indonesiaku orangnya gokil, lumayanlah buat menyegarkan ini kepala yang pusing banget.

"Assalamualaikum, maaf permisi Pak Janto mau panggil Yogi." terdengar suara bapak-bapak yang seketika membuat kelasku yang awalnya ramai penuh canda tawa karena kegokilan guruku, perlahan-lahan mereda. Ternyata Wakasek Kesiswaanku, Pak Eko.

"Waalaikumsalam." serentak penghuni kelas menjawab salam.

"Iya pak silakan, silakan Yoginya di pungut tidak apa-apa."  jawab Pak Janto yang kembali membuat suasana kelas penuh tawa.

"Ciyee yang lagi dicariin " saut Rizal, raja resek kelasku. Tapi,gitu-gitu dia teman baikku lho.

Suasana kelaspun penuh tawa, penuh kegokilan seakan terbebas dari beban-beban hidup. Namun, di luar kelas. Aku dan Pak Eko duduk berdua di kursi yang ada di teras kelas. Seperti bapak yang sedang berbicara kepada anaknya.

"Yogi, besok proposal purnawiyata harus segera ada di tangan saya, karena waktunya sudah kurang dua bulan lagi lho, kita belum cari sponsor. Pak Eko berharap nanti pulang sekolah kamu ke ruangan saya bawa file proposal purnawiyata untuk saya koreksi" dengan sorot mata yang tajam kearahku beliau mengutarakan maksud hatinya saat memanggilku ini tadi.

"Maaf pak, besok saja ya pak karena sore ini saya ada rapat OSIS buat melanjutkan rapat purnawiyata pak setelah itu saya ke rumah Pak Hadi buat ngantar proposal lomba Pramuka ke Malang" aku menjawab maksud hati beliau dengan suara yang amat pelan berharap membuat beliau iba kepadaku.

Setelah urusanku dengan Pak Eko telah selesai, beliau pergi meninggalkanku duduk sendiri di kursi teras kelasku. Pikirku dari pada masuk ikut pelajaran lebih baik ke ruang OSIS ngerjakan proposal lomba Pramuka toh laptopku ada di ruang OSIS. 

Baiklah sedikit nakal gak apa-apa. Meskipun aku jarang ikut pelajaran bukan berarti aku nakal lho ya, dan bukan berarti nilaiku jelek, buktinya nilaiku malah cenderung naik. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun