Tradisi Topeng Dhalang Madura, jadi bagian penting bagi kesenian masyarakat Madura, khususnya di Sumenep, Dalam hajatan, rokatan. Topeng Dalang Madura awalnya dari Jawa, kemudian datang ke wilayah Proppo, yakni wilayah Kabupaten Pamekasan yang berbatasan dengan Kabupaten Sumenep. Dalam pergelarannya, Topeng Dalang berbentuk drama atau tonil dengan mengambil cerita Mahabarata dan Ramayana. Topeng Dalang Madura memiliki kesamaan dengan Topeng Malangan, karena kedua wilayah ini sama-sama pernah menjadi bagian dari Kerajaan Singasasari.
Ada dugaan bahwa Kakawin Ramayana menjadi sumber lakon awal, sebab Kakawin Ramayana digubah pada Zaman pemerintahan Raja Balitung, Tahun 820- 832 Caka (898-910 Masehi). Setelah pusat Kerajaan berpindah ke Jawa Timur, muncul sumber baru seperti Mahabarata (Adiparwa dan seterusnya) yang digubah pada Zaman pemerintahan Raja Dharmawangsateguh (913-938 Caka atau 991-1016 Masehi). Kemudian disusul oleh Sastra Panji yang diperkirakan lahir pada Zaman Kertanegara dari Singasari (1190-1214 Caka atau 1268-1292 Masehi).
Adapun penggambaran karakter, nampak pada bentuk muka dan warna putih berjiwa bersih dan satria. Merah tenang dan penuh kasih sayang. Hitam arif bijaksana dan bersih dari nafsu duniawi. Kuning mas anggun dan berwibawa. Kuning pemarah, licik dan sombong. Ciri khas yang paling unik dari tari topeng Dalang Madura dipakainya gungseng dipergelangan kaki sang penari.
3.Reog Ponorogo
Reog Ponorogo merupakan cerita tentang Raja dari Kerajaan Bantarangin yang sekarang dikenal sebagai kota Ponorogo. Raja tersebut bernama Kelana Suwandana. Ia berniat melamar putri Kerajaan Kediri yang bernama Dewi Ragil Kuning yang dijuluki Putri Sanggalangit. Namun saat diperjalanan ia dicegat oleh Raja Kediri yang bernama Singabarong, dengan pasukan bala tentaranya yang  terdiri dari burung dan singa.
Sedangkan kala itu, pasukan Kerajaan Ponorogo, Raja Kelana dan Wakilnya Bujanganom dikawal oleh warok. Warok merupakan pengawal Raja yang memiliki kekuatan ilmu hitam yang mampu mematikan lawan-lawan nya. Kemudian terjadilah perang tanding antara kedua Kerajaan. Kedua kubu memiliki kekuatan yang besar, sehingga pertarungan terjadi beberapa hari dan tidak ada yang menang. Mereka pun akhirnya berdamai karena kekuatannya habis.
Akhirnya Raja Kediri menerima lamaran Raja Bantarangin yang melamar putrinya. Pada saat kedua mempelai menikah, pasukan merak dan singa serta warok       mengadakan atraksi sebagai sebuah tontonan. Selanjutnya perang-perangan antara merak dan singa melawan warok dijadikan sebuah pertunjukan tarian bernama Reog. Tariannya merupakan tarian perang antara Kerajaan Kediri dan Kerajaan Bantarangin yang bernama Ponorogo.
Tokoh - Tokoh Reog Ponorogo :
Singa Barong
Singa Barong berupa kepala harimau, topeng Singa Barong, dan tancapan bulu-bulu merak. Kostum ini terbuat dari kerangka kayu, bambu, dan rotan. Dengan ukuran 2,25 x 2,30 meter, dengan berat + 50 Kg.
Topeeng Bujang Ganong