kiranya dikau sedia menyarukan,
inilah dua manusia agar kau sirnakan
.
“Ah” Aku memejamkan mata sambil mengucap langgam-langgam cinta. Puja-puji pada sang malam yang kukehendaki untuk menyingkirkan dua lelaki pemuasa nafsu yang sudah kuambil penisnya.
“Ahh” lega rasanya, dua bangsat sudah mati, pun dua kelamin sudah terkirim oleh malam kepada istri-istri mereka masing-masing, yang pasti akan berteriak histeris menerima kenyataan bahwa kekasih mereka telah mati!
“Ha ha ha ha” aku tertawa sebelum pura-pura tidur nyenyak, karena....
“Ma!” ya, suara mbok Minah membangunkanku, mengguncang-guncangkan badanku
“Sukma! Bangun nak,”
“Ehhmmm iya mbok, ada apa, masih pagi benar, kenapa mbok kemari?”
“Pak dokter yang memeriksamu kemarin dan... pak lurah.. meninggal Ma”
“Hah?” aku pura-pura terkejut