.
“Jangan! Jangan! Tolong..”
“Ha ha ha ha”
Aku tak berdaya, terbaring lemah diantara dua kaki kekar yang meniupkan langgam-langgam indah berbau cinta. Sebenarnya aku suka, senang sekali dengan langgam, lagu, syair, atau apa pun yang dua lelaki itu tiupkan lewat tengah malam di depan mata, hanya saja...
“Ha ha ha ha”
“Heh? Kenapa kau Ma?” Lelaki yang memegangku erat nampak heran dengan perubahan cepat pada mimik muka dan sikapku, sedang ia yang sedang mempersiapkan dirinya untuk memuaskan nafsunya terhenti aktivitasnya, membuka celana!
.
onak duri,
rempah beragi
dimana engkau lelaki yang kucari?
Dengar, sumpah mati sang permaisuri,
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!