Mohon tunggu...
Diyarilma Anggun Ratu Innayah
Diyarilma Anggun Ratu Innayah Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWI UNIVERSITAS MERCU BUANA | PRODI S1 AKUNTANSI | NIM 43223010203

Mata Kuliah: Pendidikan Anti Korupsi dan Kode Etik UMB. Dosen Pengampu: Prof. Dr. Apollo Daito, S.E, Ak, M.Si., CIFM., CIABV., CIABG

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Penerapan Penyebab Kasus Korupsi di Indonesia, Pendekatan Robert Klitgaard dan Jack Bologna

21 November 2024   21:52 Diperbarui: 21 November 2024   21:52 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

2. Opportunity (Kesempatan)

Kesempatan untuk melakukan korupsi muncul dari beberapa kelemahan sistemik:

  • Proyek Besar dengan Anggaran Tinggi: Besarnya dana yang dialokasikan untuk proyek ini menciptakan peluang besar untuk manipulasi.
  • Sistem Tender yang Rentan: Kurangnya transparansi dalam mekanisme tender membuka peluang bagi pelaku untuk melakukan pengaturan.
  • Kolusi yang Terorganisir: Adanya kerja sama antara pejabat pemerintah, anggota DPR, dan pihak swasta menciptakan sistem korupsi yang sulit diungkap.

3. Need (Kebutuhan)

Dalam kasus ini, kebutuhan untuk melakukan korupsi muncul dari motif politik dan ekonomi. Beberapa pelaku menggunakan dana hasil korupsi untuk:

  • Membiayai kampanye politik mereka.
  • Mempertahankan posisi mereka di lingkungan birokrasi.
  • Memenuhi gaya hidup mewah yang tidak dapat dicapai dengan gaji resmi.

4. Exposure (Paparan atau Risiko Terungkap)

Pada awalnya, risiko terungkapnya kasus ini relatif rendah karena pelaku memiliki posisi kekuasaan yang kuat. Namun, penyelidikan oleh KPK dan tekanan dari media massa akhirnya membuka skandal ini. Faktor risiko meningkat ketika satu per satu pelaku mulai memberikan kesaksian di pengadilan untuk meringankan hukuman mereka.

Dampak Korupsi e-KTP

1. Kerugian Negara

Kerugian finansial akibat korupsi e-KTP sangat besar, mencapai Rp 2,3 triliun. Dana yang seharusnya digunakan untuk menciptakan sistem identitas nasional yang efisien justru disalahgunakan untuk kepentingan pribadi.

2. Penurunan Kepercayaan Publik

Skandal ini merusak kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah, terutama DPR dan Kementerian Dalam Negeri. Banyak masyarakat merasa skeptis terhadap proyek-proyek pemerintah lainnya setelah terungkapnya kasus ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun