Meskipun motif keserakahan mendominasi, ada juga elemen kebutuhan dalam kasus ini. Beberapa kepala sekolah terpaksa "bermain aman" dengan mengikuti arahan pejabat dinas untuk mempertahankan posisi mereka. Ada pula indikasi bahwa sebagian pelaku menggunakan dana hasil korupsi untuk membiayai kebutuhan politik, seperti membayar biaya kampanye atau mempertahankan kekuasaan di lingkungan birokrasi.
4. Exposure (Paparan atau Risiko Terungkap)
Pada awalnya, risiko terungkapnya kasus ini sangat rendah karena sistem korupsi yang terorganisir dengan rapi. Kepala sekolah yang merasa dirugikan tidak berani melapor karena takut akan dampak negatif terhadap karier mereka. Namun, setelah adanya laporan masyarakat dan investigasi oleh Kejaksaan Negeri Cianjur, praktik korupsi ini akhirnya terungkap. Ini menunjukkan bahwa meskipun risiko paparan awalnya rendah, tekanan publik dan media dapat menjadi alat efektif untuk membongkar skandal.
Dampak Korupsi Dana BOS
1. Kerugian Finansial
Korupsi dana BOS menyebabkan kerugian negara dalam jumlah besar. Dana yang seharusnya digunakan untuk membeli buku, alat tulis, atau peralatan belajar lainnya malah masuk ke kantong pribadi pejabat dan kroni-kroninya.
2. Penurunan Kualitas Pendidikan
Dana BOS yang tidak sampai ke sekolah menyebabkan fasilitas pendidikan menjadi tidak memadai. Siswa tidak mendapatkan alat belajar yang diperlukan, sementara guru menghadapi kesulitan dalam melaksanakan proses pembelajaran.
3. Kehilangan Kepercayaan Publik
Kasus ini merusak kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah daerah dan sistem pendidikan. Orang tua siswa merasa bahwa pemerintah tidak serius dalam memperbaiki kualitas pendidikan.
Langkah Pencegahan Berdasarkan CDMA dan GONE