Mohon tunggu...
Dita Widodo
Dita Widodo Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wirausaha. Praktisi urban garden dari 2016-sekarang. Kompasiana sebagai media belajar dan berbagi.

1996 - 2004 Kalbe Nutritional Foods di Finance Division 2004 - 2006 Berwirausaha di Bidang Trading Stationery ( Prasasti Stationery) 2006-sekarang menjalankan usaha di bidang Travel Services, Event Organizer dan Training Consultant (Prasasti Selaras). 2011 Mulai Belajar Menulis sebagai Media Belajar & Berbagi

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Mengenang Cak Nur (Almarhum) – Jalan Hidup Seorang Visioner ( Bagian 2 )

1 Agustus 2012   04:52 Diperbarui: 5 Juli 2015   19:59 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dari situ Nurcholish menuju Oberlin College, sebuah perguruan tinggi tua ( didirikan tahun 1833) di Ohio, dan memiliki tradisi sebagai oposisi terhadap pemerintah. Ia juga bertemu orang-orang dari Student for Democratic Society (SDS), sebuah gerakan kiri radikal yang didirikan tahun 1959 untuk mengkritik kebijakan luar negeri Amerika Serikat yang dianggap gagal menciptakan perdamaian dunia, khususnya keterlibatan Amerika dalam perang Vietnam 1957.

Nurcholish kemudian melanjutkan perjalanan ke Berkeley, dimana ia bertemu dengan Dorodjatun Kuntjoro Jakti, mahasiswa Indonesia yang sedang belajar di Depertemen Ilmu Politik, Universitas California, Berkeley.

Dorodjatun yang ketika itu bekerja di Voice of America ( VOA) mewancarai Nurcholish tentang Islam dan situasi politik mutakhir di Indonesia. Gambaran kader PSI mahasiswa Islam di Indonesia yang kolot rontok semua, dan berganti penuh kekaguman setelah itu.

Di California, Nurcholish juga berkunjung ke rumah John Ball, seorang penulis novel ternama yang karya-karyanya banyak diangkat di layar kaca.

Disinilah ia untuk pertama kali mencicipi buah zaitun yang bergizi tinggi. Dari Ball diketahui bahwa pohon zaitun bisa tumbuh ratusan tahun dan terus berbuah tanpa dipelihara. Di Yunani Kuno, mereka yang memiliki kebun zaitun adalah orang-orang kaya yang tak perlu harus bekerja. Mereka menghabiskan waktu untuk berfikir dan merenung. Tak mengherankan di Yunani Kuno lahir para filsuf ternama di dunia.

(Bersambung)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun