Mohon tunggu...
Anisa Fadil
Anisa Fadil Mohon Tunggu... assistant research -

aku adalah raga, menulis adalah nyawanya, dan kamu adalah asanya.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Dia

17 Januari 2017   16:53 Diperbarui: 17 Januari 2017   18:33 248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sedangkan aku hanya mampu melolong, menjerit dan tentunya meminta tolong.

“tenang ya...”

Kini kurasai lenganku sedikit ngilu dan perlahan aku mengantuk. Tanpa hitungan menit, aku tak ingat apa-apa.

***

Seorang gadis duduk di depanku, menatapku. Dari raut wajahnya terlihat matanya agak basah. Entah karena dia menguap atau menangis. Aku tak peduli, bukan urusanku. Aku juga menatapnya tapi tak lebih karena dia juga menatapku. Sesekali dia mencoba tersenyum tapi matanya kembali basah. Dan aku masih tak peduli.

“kami sudah berusaha, tapi belum ada perkembangan.”

Gadis itu menatap seorang wanita yang selalu ada di sampingku sejak kemarin-kemarin. Lalu kembali menatapku dengan alis yang mengendur.

“kami tetap akan membawanya ke makam. ini sudah satu tahun.”

Katanya pelan.

“ya, kami akan mengawalnya.”

Gadis itu menggeleng.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun