Mohon tunggu...
Didot Mpu Diantoro
Didot Mpu Diantoro Mohon Tunggu... Konsultan - Konsultan Komunikasi

Aktif di dunia periklanan dan komunikasi pemasaran sejak tahun 1996, mendirikan perusahaan periklanan sendiri sejak tahun 2001. Terlibat sebagai panitia dalam beberapa event olahraga berskala nasional maupun internasional sejak tahun 2008. Aktif sebagai konsultan komunikasi dan pembuat konten media sosial.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sedekah Subuh

9 Juni 2024   02:04 Diperbarui: 9 Juni 2024   07:11 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Iyes, minta duit, yah."

"Nah, lho. Kok, ngono? Buat apa?"

"Rizky ga mau rugi terlalu banyak. Udah rugi tenaga, waktu, pikiran, uang. Mestinya sih ga rugi ya kalau mengatasnamakan pertemanan. Sekarang rugi juga kalau harus beli eksternal hard disk. Copy file itu, terus kasih ke temen. Foto serah terima, sebarkan di wag. Biar beres."

"Sekarang kamu nih yang ngehek ke ayah."

"Ayah dapat pahala aja, mumpung mau subuh. Sedekah subuh, yah. Dua ratus ribu aja. Cuma 500 Gigabyte. Sekarang murah. Pagi pesan pakai gosend same day, siang copy file, malam kirim ke salah satu panitia. Oke, yah."

Terdengar adzan subuh. 

Ternyata sudah lebih dari lima menit pembicaraan itu. Ayah ambil hape, kotak katik sebentar, perlihatkan layar hape berisi bukti transfer. Berdiri, ambil dua sarung di atas buffet. Tanpa kata, sodorkan sarung ke Rizky. Berdua mereka berangkat ke masjid yang hanya berjarak lima rumah.

Rasanya sejumlah angka yang tertera di layar hape akan menyelesaikan masalah. Anak beranak sepakati sebagai sedekah. Tetap saja pada Subuh, mereka mencari berkah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun