"Berpikir positif tentang teman ternyata ga gampang ya, yah. Ternyata, banyak juga teman yang bisa anjing gitu kelakuannya ke kita. Meski kita tetap berusaha berbuat baik, seperti yang selalu ayah pesankan sejak aku kecil."
"Berapa lama kamu simpan hal ini sebelum ngomong ke ayah?"
"He he he ... Cukup lama sih, ada setahun lebih. Cuma berusaha untuk mengabaikan saja."
"Hanya sebatas itu kemampuanmu mengabaikan?"Â
Rokok yang sudah hampir habis terbakar dijejalkan ke mulut asbak. Menambah volume abu.
"Malah sudah lupa, sebenarnya. Tapi, karena diabaikan, malah muncul lagi dan lagi gangguannya."
"Oke, kronologi?"
"Tahun lalu aku bantuin temen buat acara reuni SMA. Dari awal sudah malas, sih. Apa lagi melihat karakter sebagian panita adalah karakter yang sebenarnya bikin malas berinteraksi. Cowok cewek, sama saja, gossiper. Tapi, terus dipaksa. Ya sudah. Bismillah. Seperti biasa, karena reuni SMA, kerja rela."
"Ya, ayah juga gitu khan. Reuni SMA, urusan pertemanan. Berteman harus berbagi. Jangan ambil keuntungan. Sesimpel itu."
"I know it for sure, yah. Tapi, memang ngehek aja sih."
"Hussyy ... Iya, ngehek. Terus?"