Mohon tunggu...
Didot Mpu Diantoro
Didot Mpu Diantoro Mohon Tunggu... Konsultan - Konsultan Komunikasi

Aktif di dunia periklanan dan komunikasi pemasaran sejak tahun 1996, mendirikan perusahaan periklanan sendiri sejak tahun 2001. Terlibat sebagai panitia dalam beberapa event olahraga berskala nasional maupun internasional sejak tahun 2008. Aktif sebagai konsultan komunikasi dan pembuat konten media sosial.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sedekah Subuh

9 Juni 2024   02:04 Diperbarui: 9 Juni 2024   07:11 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Hmmm, panjang juga. Lanjut."

"Iya, waktu evaluasi acara, pas ada acara lain, aku izin absen. Ada beberapa catatan kejadian yang ngeselin juga sih sewaktu acara, yang bikin malas buat ikutan lagi. Ya itu tadi, yah. The gossipers itu yang bikin males. Lanjut ya. Video aku edit, terus tayangkan di Youtube. Kasih link ke teman-teman. Raw material kusimpan untuk diserahkan ke panitia nantinya."

"Mas, ceritamu berjalan normal. Belum kelihatan konfliknya."

"Ngehek, yah."

"Jiah, ngehek terus, tapi apa?" 

Gelas kopi yang sudah lama dingin dengan isi yang sudah hampir merapat ke ampas. Sebatang lagi rokok tercerabut dari bungkusnya. Cesss. Kembali bara merah kecil dan asap melompat dan segera bergabung dengan barisan nada blues yang masih mengalun.

"Ngehek, yah. Jadi omongan. The gossipers pun langsung pada merancap. Gegara agak lama nyerahkan hasil editing. Narik dari videografer ngehek itu aja makan waktu, karena harus kejar posisinya. Hampir dua minggu baru dapat salinannya. Jadi, proses edit makan waktu tiga minggu. Birahi mereka buat nonton kelakuan waktu reuni semakin meningkat."

"Anjrit. Diksimu, mas." Ayah ga bisa menahan umpatan lucunya, meski dihalangi asap rokok.

"Kengehekan bertambah, yah. Video sudah tayang di Youtube. Raw material mau diserahkan ke siapa, itu yang kemudian jadi masalah berkepanjangan sampai saat ini."

"Lhah, kok bisa?"

"Aku coba kontak ketua panitia dan salah satu panitia, coba janjian buat kasih hasil rekaman. Dibilang menolak, bisa jadi tebakan. Ketua panitia bilang, ada rapat dan harus keluar kota. Satunya lagi, janjian tapi tentatif. Screen shot wa mereka tahun lalu masih ada nih, yah."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun