"Hmmm, panjang juga. Lanjut."
"Iya, waktu evaluasi acara, pas ada acara lain, aku izin absen. Ada beberapa catatan kejadian yang ngeselin juga sih sewaktu acara, yang bikin malas buat ikutan lagi. Ya itu tadi, yah. The gossipers itu yang bikin males. Lanjut ya. Video aku edit, terus tayangkan di Youtube. Kasih link ke teman-teman. Raw material kusimpan untuk diserahkan ke panitia nantinya."
"Mas, ceritamu berjalan normal. Belum kelihatan konfliknya."
"Ngehek, yah."
"Jiah, ngehek terus, tapi apa?"Â
Gelas kopi yang sudah lama dingin dengan isi yang sudah hampir merapat ke ampas. Sebatang lagi rokok tercerabut dari bungkusnya. Cesss. Kembali bara merah kecil dan asap melompat dan segera bergabung dengan barisan nada blues yang masih mengalun.
"Ngehek, yah. Jadi omongan. The gossipers pun langsung pada merancap. Gegara agak lama nyerahkan hasil editing. Narik dari videografer ngehek itu aja makan waktu, karena harus kejar posisinya. Hampir dua minggu baru dapat salinannya. Jadi, proses edit makan waktu tiga minggu. Birahi mereka buat nonton kelakuan waktu reuni semakin meningkat."
"Anjrit. Diksimu, mas." Ayah ga bisa menahan umpatan lucunya, meski dihalangi asap rokok.
"Kengehekan bertambah, yah. Video sudah tayang di Youtube. Raw material mau diserahkan ke siapa, itu yang kemudian jadi masalah berkepanjangan sampai saat ini."
"Lhah, kok bisa?"
"Aku coba kontak ketua panitia dan salah satu panitia, coba janjian buat kasih hasil rekaman. Dibilang menolak, bisa jadi tebakan. Ketua panitia bilang, ada rapat dan harus keluar kota. Satunya lagi, janjian tapi tentatif. Screen shot wa mereka tahun lalu masih ada nih, yah."