Mohon tunggu...
Didik Sedyadi
Didik Sedyadi Mohon Tunggu... Administrasi - Suka berdiskusi tentang matematika bersama anak-anak SMAN 1 Majalengka. Hobby menulis. Tinggal di Majalengka Jawa Barat

Suka berdiskusi tentang matematika bersama anak-anak SMAN 1 Majalengka. Hobby menulis. Tinggal di Majalengka Jawa Barat

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen Remaja: Souvenir dari Pulau Dewata

28 Oktober 2016   23:51 Diperbarui: 15 Januari 2024   22:14 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“Kak Andra?”

“Ya iyalaah .. siapa lagi.”

“Nggak tahulah Nan. Dari dulu dia orangnya misterius. Sayang, dia pernah memberi aku harapan, walaupun hanya sekali, dan tidak terlalu serius. Tapi ... Afnaaan... Afnan, entah karena aku pernah diberi harapan sedikit, ibarat sebutir debu, tapi bagi aku, aku anggap dia serius.:

“Caranya kamu menganggap Kak Andra serius bagaimana?”

“Ya kuadukan laah!”

“Kolokan! Gitu saja kamu adukan ke orang tua!”

“Waaahhhh... waaahhh..... kamu salah menangkap kata-katamu. Aku belum ngomong! Memang tempat mengadu itu cuma orang tua? Ayah ibu? Kakek? Uwak? Paman? Ya nggak laah!”

“Terus ngadu ke siapa?”

“Ke Tuhan!”

“Wuaaahhh.... sudah nggak main-main nih kalau sudah sampai ngadu ke Tuhan.”

“Tapi memang begitulah. Aku jarang menganggap siapapun main-main. Aku selalu khusnudzon, selalu berprasangka baik kepada siapa saja.”

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun