“Aaaa ... au kan titip salam ke qori yang kemarin Rojaban.”
“Itu aku yang baca Qur’an Ke.”
“Bukannya Irfandi?”
“Bukan, kan kemarin Irfan kehilangan suaranya. Serak. Tidak sehat dia....”
Lemas tangan Wike. Sapu yang dipegang jatuh kembali. Ia sama sekali tak menyangka jika yang tampil adalah qori pengganti. Gadis itu mengutuki dirinya sendiri, mengapa kemarin sampai terlambat dan tidak bertanya tentang siapa qorinya.
Hingga beberapa kata dari Noval terlontar, Wike tidak bereaksi. Gadis itu diam, hingga akhirnya Noval memilih pergi meninggalkan Wike sendirian.
Ketika April datang, Wike menggandeng tangannya untuk menepi ke pojok taman depan kelas.
“Gawat Priiilll.... aku harus gimana?” kata Wike dengan wajah cemas.
“Ada apa to?”
“Kemarin salah kirim salam! Itu yang kemarin tampil bukan Irfan, tapi Noval! Gawaaat!”
“Astaghfirullaaaaah Kekeee..... kok bisa?”