Sebagai sahabat lama keduanya saling bercerita tentang Majalengka, tentang kebersamaan selama dua tahun di peminatan MIPA. Keduanya bercanda dengan saling mengingatkan teman-teman atau sahabat sekelas, atau teman gank-nya yang konyol.
Baksoooo! Baksoooo! Teriak penjual baso dorong di depan asrama.
“Mau kutraktir Bakso Ka?”
“Aaah kamu mah Ham, kalau nraktir yang murah-murah.”
“Kamu dari dulu itu nggak ada bersyukurnya …”
“Aaah yah nggak gitu lah. Ini ekspresi aku yang suka bercanda.”
“Iya, iyaaa ….. jadi mau nggak?”
“Ya mau laah.”
Ilham beranjak meninggalkan tempat duduk ke depan gerbang untuk memesan bakso. HPnya ditinggal di atas meja. Erika melihat Ilham sambil tersenyum. Ia ingat benar betapa dengan Ilham ia selalu ingin galak dan menggoda.
Ouh! Wajah Erika tampak kaget. Matanya melihat wallpaper HP Ilham yang tergeletak. Amarilyyyys……, bibirnya bergetar. Rasanya ia ingat gambar itu. Di dalam HP-nya ia juga menyimpan gambar bunga yang sama. Banyak memang gambar semacam itu di internet, namun tampaknya yang ini beda. Tampak seperti jepretan kamera amatir.
“Ini basooo!”
“Och!” Erika kaget ketika Ilham datang.