Perlahan kaki Hilal melangkah. Dadanya gemuruh. Jantungnya berdetak tak beraturan. Laki-laki muda itu berdeham.
Assalamu’alaikum! Hilal memberi salam. Dari dalam terdengar jawaban salam dan mempersilakan masuk. Hilal melangkah perlahan. Dilihatnya Topaz berdiri dengan wajah kuyu.
“Topaz ……”
“Silakan duduk ….”
“Tidak, kamu kenapa Topaz?”
“Tak apa-apa….” katanya melemah. Walaupun mengatakan tak apa-apa, namun ada dua titik air mata di sudut matanya.
“Topaz …. Jangan menangis…..” kata Hilal seraya mendekat kemudian memeluk gadis itu.
“Jangaan kak!”
“Astaghfirullaaahh…… astaghfirullah … maaaaf….. maaaafff… Topaz, aku hilaf…..” kata Hilal dengan serta merta melepas pelukannya. Wajah Topaz memerah.
Hilal duduk. Keduanya diam. Topaz menunduk.
“Apa yang terjadi Topaz? Jelaskan?”