“Seperti yang kakak lihat, semua rencana berantakan. Lima ratus undangan yang telah ayah sebar akan menjadi sia-sia dan akan ada rasa malu yang harus ditanggung.”
“Kenapa?”
“Keluarga Kang Misbah membatalkan pernikahan. Kang MIsbah sendiri juga berkata begitu.”
“Iya, kenapa? Mengapa bisa semudah itu?”
“Kang Misbah lebih memilih karir. Sepertinya mentalnya belum siap untuk berumah tangga. Setelah lulus magister, lamaran kerjanya di perusahaan minyak di Dubai diterima. Itu intinya.”
“Hanya masalah sepele seperti itu?”
“Bagi kakak itu masalah sepele, mungkin bagi Kang Misbah itu masalah besar. Masalah itu akan menjadi semakin besar jika ia harus menikahiku.”
“Oooo….”
“Ada pernyataan bahwa ia harus sanggup tidak menikah selama tiga tahun ke depan. Inilah keputusannya. Keluarga Kang Misbah membatalkan pernikahan. Dengan permohonan maaf, mereka mencabut kembali ucapannya.”
Hilal menghela nafas dalam. Punggungnya bersandar di punggung sofa. Dilihatnya wajah Topaz yang beberapa kuyu. Hingga beberapa saat keduanya diam.
"Topaz...."