***
Malam itu Puspa mengajak suaminya menengok Pak Raden di rumas sakit. Di situ ada beberapa pembantu yang menunggui. Tentu saja Bu Haryanti. Tak ada anak-anaknya di sana.
“Anak-anak tak ada yang mau datang. Mereka sakit hati atas perlakuan ayahnya kepada ibunya.” kata Bu Haryanti hampir tak kedengaran.
“Ibu terlalu tegar di mata putra-putra ibu…..”
“Anak-anak sebenarnya minta ibu ceraikan ayahnya.”
“Ooohh…..”
“Anak-anak tak tahu apa alasan yang sesungguhnya.”
Perempuan itu tak kuasa menahan air matanya. Perlahan Puspa mendekat. Perempuan tua itu menangis di dada Puspa. Perlahan puspa mendekap.
“Ibu perempuan berhati baja. Istri yang setia kepada suami. Sorga balasannya Bu….”
“Bu Puspa, kata-kata itu seperti kata-kata almarhumah ibu sebelum meninggal. Berbaktilah kepada suamimu, hingga akhir hayatmu…… apapun….. apapuuuun….. keadaannya“
“Bu Haaar…..”