“Istri barunya laaah!”
“Salah! Yang ngurus itu bu Haryanti! Bu Har-yan-tiiiii!”
“Kenapa? Kenapa bu Haryanti?”
“Itulah Bu Haryanti Pah, sudah disakiti hatinya, tapi masih mau mengurus suaminya. Bagaimanapun juga yang paling tulus adalah istri tua Pah!”
“Ini maksudnya apa? Papah nggak ngerti deh …… “
“Nggak perlu cari yang lain.”
“Apa maksudnya?”
“Sudah jelas…. jangan cari yang lain …… ingat yang paling tulus adalah istri tua! Bukan istri muda!”
“Iya istri tuaaaa……. hahaaaa!”
“Papaaaahh…… huuuu…. sebel, sebel, sebeeellll!”
Malam itu Puspa hendak mengajari suaminya dengan kasus yang dialami bu Haryanti, namun malam itu pula ia malah mendapatkan tanggapan yang tidak serius. Suaminya terus-terusan bercanda. Namun sebenarnya ia bersyukur, bahwasanya hingga saat ini suaminya tidak pernah bertingkah aneh. Walapun kadang-kadang membuat gelisan memang iya, tetapi hanya sebatas membuat gelisah.