Mohon tunggu...
Didik Sedyadi
Didik Sedyadi Mohon Tunggu... Administrasi - Suka berdiskusi tentang matematika bersama anak-anak SMAN 1 Majalengka. Hobby menulis. Tinggal di Majalengka Jawa Barat

Suka berdiskusi tentang matematika bersama anak-anak SMAN 1 Majalengka. Hobby menulis. Tinggal di Majalengka Jawa Barat

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Wasiat Ibu

22 Desember 2015   23:59 Diperbarui: 28 Desember 2015   21:32 327
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

“Istri barunya laaah!”

“Salah! Yang ngurus itu bu Haryanti! Bu Har-yan-tiiiii!”

“Kenapa? Kenapa bu Haryanti?”

“Itulah Bu Haryanti Pah, sudah disakiti hatinya, tapi masih mau mengurus suaminya. Bagaimanapun juga yang paling tulus adalah istri tua Pah!”

“Ini maksudnya apa? Papah nggak ngerti deh …… “

“Nggak perlu cari yang lain.”

“Apa maksudnya?”

“Sudah jelas…. jangan cari yang lain …… ingat yang paling tulus adalah istri tua! Bukan istri muda!”

“Iya istri tuaaaa……. hahaaaa!”

“Papaaaahh…… huuuu…. sebel, sebel, sebeeellll!”

Malam itu Puspa hendak mengajari suaminya dengan kasus yang dialami bu Haryanti, namun malam itu pula ia malah mendapatkan tanggapan yang tidak serius. Suaminya terus-terusan bercanda. Namun sebenarnya ia bersyukur, bahwasanya hingga saat ini suaminya tidak pernah bertingkah aneh. Walapun kadang-kadang membuat gelisan memang iya, tetapi hanya sebatas membuat gelisah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun