“Och! Majalengka?”
“Iya. Kamu belum tahu ya? Bukannya waktu awal-awal kuliah Bapak sudah sampaikan perkenalan?”
“Ohh… maaf Pak, hari-hari awal kuliah saya sakit. Dua perluliahan bapak saya tidak ikut. Jadi tidak tahu Bapak waktu perkenalan.”
“Awas satu kali lagi kamu tidak ikut, tidak boleh ikut ujian lho….”
“Maaf Pak. Mohon jangan begitu Pak.”
“Peraturan harus begitu.”
“Kan sama-sama orang Majalengka.”
“Wah nggak boleh mencampur adukkan primordialisme dalam urusan ini.”
“Ya sudah Pak, empat perlukialah berikutnya saya harus selalu hadir.”
“Makanya harus sehat.”
“Insya Allah Pak. Doakan saya ya Pak?”