Tapi sunnatullahnya tidak begitu.
  Amalan yang berpahala besar dan memiliki ganjaran luar biasa pastinya memerlukan pengorbanan yang juga luar biasa.
  Doa yang kencang tentunya harus didukung dengan ikhtiar yang gigih dan maksimal.
  Ketika kita tidak bisa bangun tahajud, tapi kita menyerah karena kelelahan dan tidak bangun mendengar alarm, itu adalah bentuk tidak bersyukur karena kita seharusnya bisa lebih gigih berusaha untuk membangunkan diri kita.
Sebelum tidur kita bisa sholat dua rakaat dan berdoa mati-matian kepada Allah agar bisa dibangunkan untuk bisa mendapatkan kemuliaan sholat malam.
  Kita bisa mengatur alarm setiap lima menit, dan handphonenya kita simpan di sudut kamar yang lain. Jadi kita harus terpaksa beranjak dari tempat tidur untuk mematikan alarm tersebut.
Jika masih belum berhasil juga, kita bisa membeli sekaligus 5 buah jam weker yang manual dan berbunyi sangat kencang.
Menyetel alarm pun hanya satu kali, yang kalau pun kita terbangun, itu pun hanya untuk mematikan alarm tersebut sebelum akhirnya kembali ke pangkuan selimut hangat yang sudah memeluk kita semalaman.
  Jadi tidak mungkin kita tidak bangun kelabakan jika semua weker itu berbunyi berbarengan.
*
  Ingin menghafal Al Quran tapi tidak  kunjung hafal dengan alasan sibuk, tidak ada waktu dan selalu mentok?
  Ah, alasan klise.