Mohon tunggu...
Diday Tea
Diday Tea Mohon Tunggu... Teknisi - Pekerja Migran Indonesia, Penulis di Qatar.

Saya karyawan sebuah perusahaan petrokimia di Timur Tengah. Saya sangat menyukai topik-topik tentang edukasi, pengembangan otak, accelerated learning dan cognitive science. Saya juga hobi di fotografi. Sudah menulis lima buku solo di berbagai penerbit mayor.

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Kegigihan adalah Bentuk Syukur

8 April 2022   11:50 Diperbarui: 10 April 2022   18:49 565
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

    Tapi sunnatullahnya tidak begitu.

    Amalan yang berpahala besar dan memiliki ganjaran luar biasa pastinya memerlukan pengorbanan yang juga luar biasa.

    Doa yang kencang tentunya harus didukung dengan ikhtiar yang gigih dan maksimal.

    Ketika kita tidak bisa bangun tahajud, tapi kita menyerah karena kelelahan dan tidak bangun mendengar alarm, itu adalah bentuk tidak bersyukur karena kita seharusnya bisa lebih gigih berusaha untuk membangunkan diri kita.

Sebelum tidur kita bisa sholat dua rakaat dan berdoa mati-matian kepada Allah agar bisa dibangunkan untuk bisa mendapatkan kemuliaan sholat malam.

    Kita bisa mengatur alarm setiap lima menit, dan handphonenya kita simpan di sudut kamar yang lain. Jadi kita harus terpaksa beranjak dari tempat tidur untuk mematikan alarm tersebut.

Jika masih belum berhasil juga, kita bisa membeli sekaligus 5 buah jam weker yang manual dan berbunyi sangat kencang.

Menyetel alarm pun hanya satu kali, yang kalau pun kita terbangun, itu pun hanya untuk mematikan alarm tersebut sebelum akhirnya kembali ke pangkuan selimut hangat yang sudah memeluk kita semalaman.

    Jadi tidak mungkin kita tidak bangun kelabakan jika semua weker itu berbunyi berbarengan.

*
    Ingin menghafal Al Quran tapi tidak  kunjung hafal dengan alasan sibuk, tidak ada waktu dan selalu mentok?

    Ah, alasan klise.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun