Mungkin kitanya saja yang memang kurang gigih berusaha.
  Mungkin kita hanya "sesempatnya" saja menghafal Al Quran, bukan menyediakan waktu khusus untuk menghafal.
  Padahal bisa kan kita gigih berusaha dengan memaksimalkan semua panca indera dan sesedikit mungkin waktu luang untuk bisa menghafal.
  Handphone bisa kita gunakan sebagai sarana menghafal. Di sepanjang perjalanan ke sekolah, ke kampus atau ke kantor, kita bisa memutar target hafalan kita.
  Kita bisa lebih gigih menyisihkan uang untuk membeli beberapa Al Quran yang khusus untuk yang ingin menghafal.
  Kita bisa lebih gigih menyisihkan waktu khusus untuk belajar kepada ustadz untuk menyetor hafalan kita.
  Kita bisa lebih gigih mengurangi waktu bersantai, mengurangi waktu bermain, mengurangi waktu  untuk  "hiburan".
  Kita bisa lebih gigih mengatur prioritas kegiatan harian kita untuk mencapai target waktu minimal menghafal Al Quran.
  Jika pada akhirnya, setelah gigih berusaha semaksimal mungkin, memanfaatkan semua cara dan metode, kita masih belum bisa menghafal, baru kita pasrah dan tawakkal dan berserah diri untuk meminta lagi hidayah kepada Allah.
*
Coba deh  teman-teman melihat ke belakang sejenak dan putar balik momen-momen yang menjadi penyesalan di dalam hidup.
Momen ketika kita tidak bisa mendapatkan sesuatu yang menjadi impian, target, keinginan kita.