Anak yang sudah mulai tenang dapat diajak untuk bekerja sama dengan lebih kooperatif. Ia pun dapat belajar bahwa ada berbagai alternatif yang dapat dilakukan untuk mengatasi situasi kurang menyenangkan yang menimbulkan gejolak perasaan negatif yang dirasakannya.
Sebaliknya, penolakan dan teriakan dari pendamping akan menambah situasi yang kurang menyenangkan dan pada akhirnya gejolak emosi negatif juga semakin meningkat.Â
Anak mungkin saja berhenti menangis karena merasa lelah, atau karena situasi kurang menyenangkan memang sudah tidak ada lagi, namun tidak terjadi proses pembelajaran pada anak.
Belajar dari pengalaman Bu Nana dan Dimas, terdapat tanggapan-tanggapan orang tua yang kurang tepat bagi anak.Â
Pertama, Bu Nana yang selalu berkata diam, diam dan diam, namun tidak dapat dilakukan oleh Dimas, bisa menumbuhkan perasaan tidak mampu mengikuti perintah, karena ia tak kunjung bisa diam setiap kali ibunya memerintahkan untuk diam.Â
Kedua, ucapan 'nakal' yang disebutkan Bu Nana dapat diinternalisasikan oleh Dimas ke dalam dirinya sebagai anak nakal.
Ketiga, mengancam anak dengan kehadiran suster atau dokter dapat mengembangkan ketakutan dan kecemasan yang tidak realistis terhadap profesi medis, yang dapat menghambat kesediaan anak menjalani proses pengobatannya selama di rumah sakit.
Selain memahami emosi yang ditampilkan anak melalui tangisannya, pendamping perlu pula melakukan persiapan untuk mencegah atau setidaknya meminimalisir emosi negatif yang sering muncul ketika anak di rawat inap.Â
Berikut beberapa hal yang dapat dilakukan oleh orang tua atau significant others lain yang mendampinginya:
1. Informatif
Anak-anak di bawah tiga tahun masih lekat dengan orang tua dan kerabat  yang biasa  dijumpai. Mereka biasanya kurang nyaman ketika berhadapan dengan orang asing, apa lagi ketika orang asing tersebut melakukan tindakan medis seperti menyuntik, memasang infus, memeriksa suhu dan lainnya, yang mungkin menimbulkan perasaan kurang menyenangkan bagi anak.