4. Konflik Struktural dan Perlawanan Sosial:
Konflik struktural dan perlawanan sosial terhadap sistem yang dianggap tidak adil atau represif juga dapat menyebabkan terjadinya kejahatan struktural. Kelompok-kelompok yang merasa ditekan, marginal, atau tidak diakui dapat menggunakan kejahatan
IV. Bagaimana Kejahatan Struktural Terjadi?
Mekanisme dan Proses Kejahatan Struktural:
1. Peran Institusi dalam Mendorong Kejahatan Struktural:
  Kejahatan struktural terjadi melalui interaksi kompleks antara individu, kelompok, dan institusi. Institusi dapat berperan dalam mendorong kejahatan struktural melalui beberapa mekanisme, antara lain:
  a. Korupsi Institusional: Institusi yang korup cenderung melibatkan diri dalam penyalahgunaan kekuasaan dan sumber daya untuk keuntungan pribadi atau kelompok tertentu. Korupsi ini dapat merugikan masyarakat secara luas dan menciptakan lingkungan yang memfasilitasi kejahatan struktural.
  b. Kebijakan dan Praktik Diskriminatif: Institusi dapat menerapkan kebijakan atau praktik yang secara langsung atau tidak langsung mendiskriminasi kelompok tertentu, seperti ras, etnis, agama, atau kelas sosial tertentu. Diskriminasi ini dapat memperburuk ketidaksetaraan sosial dan ekonomi, menciptakan ketegangan, dan memicu kejahatan struktural.
  c. Penyalahgunaan Kekuasaan: Institusi yang memiliki kekuasaan yang besar, seperti aparat penegak hukum, militer, atau perusahaan multinasional, dapat menyalahgunakan kekuasaan mereka untuk melanggar hak asasi manusia, melakukan eksploitasi, atau menguntungkan diri sendiri dengan merugikan orang lain.
2. Interaksi Antara Struktur dan Individu dalam Terjadinya Kejahatan:
  Kejahatan struktural melibatkan interaksi kompleks antara struktur sosial dan individu. Beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya kejahatan struktural melalui interaksi ini adalah:
  a. Ketidaksetaraan Sosial dan Ekonomi: Ketimpangan sosial dan ekonomi yang signifikan dapat menciptakan kondisi yang memicu kejahatan struktural. Ketidakadilan dalam distribusi sumber daya, kesenjangan pendapatan, dan kurangnya akses ke layanan dasar dapat mendorong individu atau kelompok tertentu untuk terlibat dalam kejahatan struktural sebagai upaya untuk memperoleh keuntungan atau memperbaiki situasi mereka.
  b. Norma Sosial dan Budaya: Norma sosial dan budaya yang mendukung atau membenarkan kekerasan, diskriminasi, atau eksploitasi juga dapat mempengaruhi terjadinya kejahatan struktural. Jika norma-norma ini diterima secara luas dalam suatu masyarakat, individu cenderung lebih mungkin terlibat dalam tindakan yang melanggar hukum atau menguntungkan diri mereka sendiri tanpa memperhatikan dampak negatifnya pada orang lain.
  c. Proses Sosialisasi: Proses sosialisasi melibatkan pembentukan sikap, nilai, dan perilaku individu melalui interaksi dengan lingkungan sosial mereka. Jika individu terpapar dengan lingkungan yang menciptakan norma-norma yang mendukung kejahatan struktural atau membenarkan t