2. Definisi Panopticon Menurut Jeremy Bentham
Panopticon adalah sebuah konsep desain penjara yang dikemukakan oleh Jeremy Bentham pada akhir abad ke-18. Konsep ini dirancang untuk menciptakan pengawasan yang efisien dan disiplin yang maksimal terhadap para narapidana.
Menurut Jeremy Bentham, Panopticon adalah sebuah struktur penjara yang memiliki desain unik. Bangunan ini berbentuk lingkaran dengan sebuah menara pengawas di tengahnya. Di sekitar menara pengawas terdapat sel-sel narapidana yang juga berbentuk lingkaran. Sel-sel tersebut memiliki dinding yang transparan, sehingga para narapidana bisa terus-menerus diamati oleh penjaga di menara pengawas.
Panopticon diciptakan dengan tujuan agar narapidana selalu merasa diawasi dan tidak pernah tahu kapan mereka sedang diamati. Hal ini menciptakan efek psikologis yang kuat, di mana para narapidana merasa terus-menerus terancam dan merasa terbatas dalam melakukan segala aktivitas. Dalam konsep ini, narapidana secara otomatis memperbaiki perilaku mereka karena mereka selalu merasa diawasi.
Selain di lingkungan penjara, Bentham juga melihat potensi penerapan Panopticon di berbagai institusi dan struktur sosial lainnya, seperti pabrik, sekolah, rumah sakit, dan sebagainya. Konsep Panopticon secara luas melambangkan kekuasaan pengawasan yang tak terlihat dan dapat diterapkan di berbagai aspek kehidupan masyarakat.
Meskipun desain fisik Panopticon sendiri tidak banyak diimplementasikan, konsep pengawasan dan disiplin yang dikemukakan oleh Jeremy Bentham dalam Panopticon masih menjadi dasar penting dalam studi mengenai kekuasaan, kontrol sosial, dan privasi di masyarakat modern.
3. Rincian struktur fisik dan organisasi Panopticon
Struktur fisik dan organisasi Panopticon mengacu pada desain penjara yang diusulkan oleh Jeremy Bentham. Berikut adalah rincian tentang struktur dan organisasi Panopticon:
1. Bentuk bangunan: Panopticon dirancang dalam bentuk lingkaran atau elips, dengan sebuah menara pengawas di tengahnya. Menara ini memiliki jendela yang menghadap ke dalam seluruh area penjara.
2. Ruang penjara: Di sekitar menara pengawas, terdapat sel-sel narapidana yang juga berbentuk lingkaran. Setiap sel memiliki dua jendela. Jendela yang menghadap ke dalam area penjara memungkinkan penjaga di menara untuk melihat setiap sel, sementara jendela yang menghadap ke luar memberikan cahaya alami kepada narapidana.
3. Penempatan narapidana: Setiap narapidana ditempatkan dalam selnya sendiri. Bentham mengusulkan agar sel-sel ini terbuka dan memiliki dinding transparan, sehingga narapidana dapat terlihat oleh penjaga di menara pengawas. Narapidana tidak dapat melihat penjaga atau narapidana lain, sehingga mereka selalu merasa terawasi.
4. Penempatan penjaga: Menara pengawas berfungsi sebagai pusat pengawasan. Dari menara ini, penjaga dapat melihat seluruh area penjara melalui jendela yang menghadap ke dalam. Oleh karena itu, penjaga yang berada di menara memiliki kekuasaan penuh untuk mengamati dan mengawasi para narapidana tanpa diketahui.
5. Sistem pencahayaan: Cahaya alami sangat penting dalam desain Panopticon. Ruang sentral yang mengelilingi menara pengawas harus memiliki jendela yang cukup besar untuk memungkinkan cahaya matahari masuk ke dalam penjara. Hal ini memberikan kesan bahwa setiap sel selalu terang benderang dan memberikan pandangan terang kepada narapidana.
6. Prinsip pengawasan: Konsep utama Panopticon adalah menghasilkan efek pengawasan yang tak terlihat. Para narapidana harus selalu merasa diawasi, tetapi mereka tidak dapat memastikan apakah penjaga benar-benar sedang memperhatikan mereka atau tidak. Hal ini menciptakan perasaan terancam dan mempengaruhi perilaku narapidana.
Konsep Panopticon dalam struktur fisik dan organisasinya memiliki tujuan untuk menciptakan pengawasan yang efisien dan menghasilkan disiplin internal pada narapidana. Meskipun desain fisik Panopticon yang tepat tidak pernah diwujudkan sepenuhnya, konsep ini tetap menjadi dasar penting dalam pemikiran tentang pengawasan, kontrol sosial, dan privasi.
4. Tujuan Utama Panopticon: pengawasan dan pengendalian
Tujuan utama Panopticon adalah menciptakan pengawasan yang efektif dan pengendalian terhadap individu atau kelompok yang berada dalam lingkungan tertentu, seperti penjara, pabrik, sekolah, rumah sakit, dan sebagainya. Jeremy Bentham memandang Panopticon sebagai alat untuk mencapai kontrol sosial yang lebih besar.
Dalam Panopticon, narapidana atau individu yang berada dalam lingkungan tersebut selalu merasa diawasi, meskipun tidak dapat memastikan kapan dan oleh siapa mereka sedang diamati. Hal ini menciptakan suatu kondisi di mana individu terus-menerus merasa terancam dan menjadi sadar akan adanya konsekuensi yang mungkin timbul dari perilaku mereka.
Tujuan pengawasan dalam Panopticon adalah menciptakan perasaan yang kuat bahwa setiap tindakan dapat diamati dan dievaluasi. Dengan demikian, diharapkan individu akan mengontrol perilaku mereka sendiri dan mematuhi aturan dan norma yang ditetapkan oleh pihak yang berwenang. Prinsip ini mengandalkan efek psikologis dan internalisasi aturan, sehingga individu memperbaiki perilaku mereka tanpa kehadiran fisik penjaga yang aktif.
Pengendalian dalam Panopticon juga dapat diterapkan melalui pemantauan dan pengumpulan data mengenai perilaku individu atau kelompok. Informasi yang terkumpul dapat digunakan untuk memprediksi, mengendalikan, atau mengarahkan perilaku yang diinginkan sesuai dengan tujuan institusi atau kekuasaan yang berada di balik struktur Panopticon tersebut.
Namun, penting untuk dicatat bahwa Panopticon juga telah dikritik karena potensinya dalam menciptakan sistem pengawasan yang otoriter dan melanggengkan ketidakadilan. Konsep ini menghadirkan pertanyaan tentang privasi, kebebasan individu, dan potensi penyalahgunaan kekuasaan.
B. Mengapa Panopticon Dibuat?
Panopticon dibuat dengan tujuan menciptakan pengawasan yang efektif dan pengendalian terhadap individu atau kelompok yang berada dalam lingkungan tertentu. Ada beberapa alasan filosofis, sosial, dan praktis di balik konsep Panopticon yang diusulkan oleh Jeremy Bentham.
1. Alasan filosofis dan sosial:
  a. Kontrol sosial: Jeremy Bentham memandang Panopticon sebagai alat untuk mencapai kontrol sosial yang lebih besar. Melalui pengawasan yang terus-menerus, individu diharapkan untuk patuh terhadap aturan dan norma yang ditetapkan oleh otoritas.
  b. Disiplin: Panopticon didasarkan pada keyakinan bahwa ancaman pengawasan yang konstan akan menciptakan disiplin internal pada individu. Mereka akan mengatur perilaku mereka sendiri karena mereka selalu merasa diawasi.
  c. Perbaikan moral: Bentham juga berpendapat bahwa Panopticon dapat berkontribusi pada perbaikan moral individu atau kelompok. Dengan pengawasan yang efektif, individu akan dipaksa untuk menghadapi konsekuensi dari tindakan mereka dan dengan demikian diharapkan untuk memperbaiki perilaku mereka.
2. Pemikiran Jeremy Bentham tentang kekuasaan dan kontrol:
  Bentham percaya bahwa kekuasaan dan kontrol merupakan bagian integral dari organisasi sosial yang efisien. Panopticon adalah manifestasi dari pemikirannya tentang pentingnya pengawasan dan pengendalian dalam mempertahankan keteraturan dan memastikan kepatuhan terhadap aturan.
3. Aspek keamanan dan efisiensi dalam pengawasan:
  a. Keamanan: Panopticon menyediakan struktur yang memungkinkan pengawas atau penjaga untuk secara efektif mengawasi sejumlah besar narapidana atau individu dengan sedikit jumlah penjaga. Konstruksi fisik Panopticon memungkinkan penjaga untuk memiliki pandangan yang menyeluruh atas seluruh area pengawasan.
  b. Efisiensi: Konsep Panopticon dirancang untuk menciptakan pengawasan yang efisien. Dengan memanfaatkan efek psikologis individu yang selalu merasa diawasi, Panopticon mengurangi kebutuhan untuk penjaga yang aktif secara fisik dan mempromosikan perilaku yang diinginkan.
4. Dampak potensial dari penggunaan Panopticon:
  a. Pengendalian dan penindasan: Penggunaan Panopticon dapat menimbulkan keprihatinan tentang pengendalian yang otoriter. Sistem pengawasan yang konstan dapat menghambat kebebasan individu dan menciptakan lingkungan yang menekan.
  b. Privasi: Konsep Panopticon memunculkan pertanyaan tentang privasi individu. Dalam desain fisiknya, Panopticon melibatkan pemantauan terus-menerus pada tingkat yang sangat detail, yang dapat melanggar privasi individu.
  c. Penyalahgunaan kekuasaan: Penggunaan Panopticon juga menimbulkan risiko penyalahgunaan kekuasaan oleh pihak yang mengendalikan pengawasan.