3. Sifat validasi
sumber, frekuensi, kedekatan, ambiguitas, dan validasi langsung atau tidak langsung
4. Mengantisipasi konsekuensi dari pengkategorian
Konsekuensi yang diantisipasi dan nilai-nilai yang diharapkan dari konsekuensi ini
5. Sifat pembatasan yang dikenakan
pemilihan strategi dan kondisi di mana subjek harus bekerja yang dikenakan oleh pembatasan.
- Tipe dan Tingkat Model Pembelajaran Pencapaian Konsep
Model perolehan konsep berorientasi seleksi menetapkan siswa sebagai pembelajar yang aktif dalam memperoleh konsep. Model materi tidak terorganisasi menetapkan siswa sebagai pembelajar yang aktif dalam memperoleh konsep. Namun, konsep dibagi menjadi empat tingkat pencapaian (Dahar, 1996):
1. Tingkat spesisfik
Pengenalan anak terhadap sesuatu yang sebelumnya ia kenal menunjukkan pencapaian tingkat ini. Misalnya, seorang anak bermain kelereng sekali dan menemukannya lagi di tempat lain. Setelah mengetahui bahwa itu adalah kelereng, anak tersebut telah mencapai tingkat konkret. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa anak juga mampu membedakan stimulus di sekitarnya dari kelereng tersebut. Pada titik ini, anak-anak sudah memiliki kemampuan untuk menyimpan gambaran mental dalam struktur kognitifnya.
2. Tingkat kesesuain
Apabila seseorang mengenal suatu objek setelah selang waktu tertentu, memiliki orientasi ruang yang berbeda terhadap objek tersebut, atau ketika indranya menentukan objek tersebut dengan cara yang berbeda, seseorang dapat dianggap telah mencapai tingkat konsep identitas. Misalnya, menjadi akrab dengan kelereng dengan memainkannya daripada hanya melihatnya.