Model pembelajaran pencapaian konsep dirancang untuk mengajar konsep secara eksklusif. Oleh karena itu, fokusnya hanya pada pembelajaran konsep.
Siswa harus memiliki pengetahuan sebelumnya tentang konsep yang diajarkan melalui model pembelajaran pencapaian konsep.
2. Tujuan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis
Dalam model pembelajaran pencapaian konsep, siswa dilatih untuk berpikir kritis dengan menguji hipotesis. Pembelajaran ini harus menekankan pada analisis siswa terhadap hipotesis yang ada dan alasan mengapa hipotesis tersebut diterima, diubah, atau ditolak. Siswa harus dilatih dalam membuat kesimpulan, termasuk membuat atau memberi contoh penyangkal atau non-contoh.
Oleh karena itu, dua komponen ini harus menjadi fokus pembelajaran: pengembangan konsep dan korelasi antara konsep; dan latihan berpikir kritis, khususnya untuk merumuskan dan menguji hipotesis. Guru harus tahu apa yang diinginkan siswanya, yang merupakan bagian penting dari perencanaan pelajaran. Konsep unik atau khusus, hakikat konsep, penalaran logis, berpikir kritis, dan keterampilan komunikasi adalah hasil belajar yang dapat dicapai dengan menggunakan model pemerolehan konsep ini.
- Strategi Model Pembelajaran Pencapaian Konsep
Menurut Bruce et al. (2011), ada dua cara yang dapat digunakan untuk melihat dan mengumpulkan informasi tentang strategi yang digunakan siswa untuk mendapatkan konsep. Untuk melanjutkan latihan, pertama-tama kita dapat meminta mereka untuk membagikan ide-ide mereka. Dengan menggambarkan ide-ide yang mereka buat, karakteristik yang mereka fokuskan, dan mengubah apa yang mereka buat, misalnya. Kedua, kita dapat meminta siswa menulis hipotesis mereka sendiri. Mereka juga diminta untuk menyerahkan catatan kepada kita yang dapat kita analisis.
- Faktor Yang Mempengaruhi Model Pembelajaran Pencapaian Konsep
Dalam penelitian mereka tentang pencapaian konsep, Bruner dan rekannya menemukan enam awal pemikiran yang berbeda yang digunakan untuk mencapai konsep dan lima faktor yang mempengaruhi pilihan strategi ini, menurut Siddiqui dan Khan (2007: 20). Kelima komponen berikut mempengaruhi perilaku pencapaian konsep:
1. Pengertian tugas
Faktor awal yang memengaruhi pemahaman siswa, seperti apakah siswa mencari untuk mempelajari suatu konsep atau hanya kumpulan fakta-fakta yang berbeda, tingkat keakraban siswa dengan dan predileksi untuk elemen yang relevan dari konsep, dan tingkat pemahaman konsep yang dicari oleh siswa.
2. Sifat contoh yang ditemui
Jumlah dan jenis karakteristik contoh dan bukan contoh; urutan dan frekuensi penyajian contoh dan non-contoh; jumlah informasi yang diperlukan untuk memastikan pencapaian konsep; dan kemampuan subjek untuk mengontrol urutan dan waktu contoh dan non-contoh.