Pria lemah gemulai itupun masih betah berkeliaran di cafe milik Dimas ini.
"Mas Alex kapan datang dari Ausy?" dengan santainya ia duduk di dekatku.
Darimana ia tahu kalau aku di Australia?
"Sudah lama ga ketemu, masih ganteng aja, nih. Gimana kabarnya, mas?"sungguh kedatangan pria kekar namun melambai ini bukan hal yang membuat aku nyaman.
"Dimana Dimas, Dary?" tanyaku singkat.
"Ugh, Dimas sekarang jarang kemari. Paling sebulan sekali cek kedai sebentar, duduk-duduk, lalu pergi lagi. Kecuali..."
"Kecuali apa?"
"Kecuali ada telepon dari cewek dia,"
"Oh yha? Dimas udah punya cewek? Siapa?"
Yang ku tahu, Dimas bukan orang yang gampang jatuh cinta atau menjalin hubungan asmara dengan sembarang wanita. Yang ini, pasti istimewa.
"Eike ga ngerti, mas Alex," ujar Dary sambil jarinya mencolek nakal pahaku.