Mohon tunggu...
Dhimas Soesastro
Dhimas Soesastro Mohon Tunggu... -

Dhimas Soesastro; ini bukan nama sebenarnya, tetapi hanyalah sebuah Nama Pena untuk menulis sastra. Nama pena ini kupilih untuk menyatukan aku,ayah dan kakek.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kota Tanpa Kasir

13 April 2012   10:07 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:39 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

“oo.. semua infromasi disini gratis, tuan tidak perlu mebayarnya..”

“baiklah! Terima kasih tuan….”

Aku benar-benar merasa semakin aneh.. katanya Layanan Informasi Publik tetapi tidak mau memberi iformasi tetang nama kota. Benar-benar tidak habis fikir. Mana dompet hilang, dan uang dikantong hanya tinggal recehan koin. Daripada pusing, mendingan nonton bioskop saja, mudah-mudahan receh koin ini masih cukup, fikirku dalam hati.

Gedung Bioskop, bagus sekali. Bersih dan menawan. Display terpampang, Film-Film Hollywood terkini. Tetapi tidak kalah mengherankan, aku tidak menemukan adanya loket untuk menjual tiket. Mereka yang mau menonton cukup berbaris antri tertib menuju pintu masuk, dan segera akan memperoleh stempel tanda masuk di tangannya. Aku ikutan masuk, dan benar saja! Cukup menyodorkan tangan kanan dan memperoleh stempel, sudah boleh masuk. Tidak cukup itu saja, sebelum memasuki derertan kursi sesuai arahan petugas, mereka membagiku sekotak popcorn dan segelas soft drink, gratis!

Gila!! Dalam hati aku mulai menemukan jawabanya kenapa kota ini dinamakan kota tanpa kasir. Mungkin karena sebagian besar layanan publiknya GRATIS! Ya!! Pantas saja ketika makan di restoran padang, tidak ada satupun mereka yang mengeluarkan dompet? Jangan-janagan di Kota ini juga tidak ada toko yang menjual dompet, karena mereka memang tidak memerlukan dompet untuk menyimpan uang sehari-hari? Ahh.. lamunanku terhenti ketika mendengar bising orang-orang yang berdiri dan bergegas keluar gedung bioskop. Ternyata film sudah usai!

“Jadi…??? Semua layanan publik disini gratis??!!” Aku memberanikan diri bertanya kepada penjaga keamanan bisokop!

“Benar tuan! Apakah tuan pendatang baru di kota ini?”

“ya, aku baru sampai kota ini tadi pagi! Jadi, benarkah semua pelayanan di kota ini gratis sama sekali?” aku serasa masih tidak mempercayainya..

“benar tuan!!”

“apakah karena itulah kota ini dinamakan sebagai kota tanpa kasir?”

“hahahahaa.. benar tuan, itu nama julukan yang diberikan oleh orang-orang pendatang seperti tuan”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun