Mohon tunggu...
Dhimas Soesastro
Dhimas Soesastro Mohon Tunggu... -

Dhimas Soesastro; ini bukan nama sebenarnya, tetapi hanyalah sebuah Nama Pena untuk menulis sastra. Nama pena ini kupilih untuk menyatukan aku,ayah dan kakek.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kota Tanpa Kasir

13 April 2012   10:07 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:39 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

“ahh.. tidak usah, tidak usah.. Cukup tuan catat saja disini nama dan alamat! Tuan boleh makan di meja nomor 75!” Gadis pelayan retoran tetap melayani dengan ramah, memintaku membubuhkan nama dan tandatangan, sembari menunjuk arah meja tempat dimana aku harus makan.

Aku bergegas cepat menuju meja 75. Kurasakan kulit wajah menebal, menahan malu yang tidak terhingga. Tetapi rasa lapar yang entah kenapa tiba-tiba menggila ini telah melawan rasa maluku.

Pada sendok terkhir, kuarahkan kembali padangan ke arah barisan para pengantri. Aku mulai merasa ada yang aneh, ternyata tidak satupun diantara mereka mengeluarkan dompet dan melakukan pembayaran.

Aku semakin heran, dan setelah ku amati lagi lebih detil, ternyata juga tidak terdapat meja atau sejenisnya yang berfungsi sebagai kasir di restoran itu.

Hmn.. apakah kota kecil ini walikotanya adalah pemilik warung padang tersebut sehingga mereka menyebutnya kota tampa kasir? Belum selesai aku bergumam.. tiba tiba kurasakan pundakku ada yang menepuk..

“hai tuan!!!!, apa kabar? Bagaimana rasa masakan di kota kami? Apakah tuan bisa menikmatinya?”

Ternyata si perempuan tambun pemakan burger itu! Ia dengan sepiring nasi padang lengkap dengan lauk pauknya, langsung bergabung di meja 75. Persis duduk dengan posisi menghadapiku.

“hai nyonya.. kamu makan disini juga rupanya?”

“ya.. selain burger di pojok taman kota ini, resto padang disini juga tempat makan pavorit saya”

“pantas saja kamu terlihat makmur nyonya, ternyata burger jumbo itu baru sebagai breakfast saja bagimu..”

“hahahaha.. tuan bisa saja bergurau…”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun