Mohon tunggu...
Dhani Apriandi
Dhani Apriandi Mohon Tunggu... Notaris - Seorang Notaris

Bukan Penulis

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Saitama: Suatu Refleksi Kebijaksanaan

5 Agustus 2021   17:36 Diperbarui: 5 Agustus 2021   17:37 428
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Kebijaksanaan (sumber: harianterbit.co)

Dalam realitas: peringkat terkadang direfleksikan melalui pangkat dan jabatan. Dua hal ini memiliki relevansi yang begitu jelas. Pangkat adalah tingkatan dalam suatu jabatan, sedangkan jabatan itu sendiri adalah kedudukan dalam suatu organisasi.

Pandangan mudahnya, pangkat menunjukkan kelas-kelas di dalam suatu jabatan. Sementara, jabatan menunjukkan kelas-kelas dalam suatu organisasi. Terlepas dari apapun pengertiannya, kalau kita adalah pegawai atau pekerja, maka bagai seekor kucing diiming-imingi dengan ikan asin, kita pasti akan mengejarnya.

Namun, ada beberapa fakta tak sehat yang terkadang kita lakukan saat mati-matian mengejar kedua hal itu.

Ketika kita berkonfrontasi dengan situasi dan kondisi yang pelik, misalnya: suatu ketika atasan (bos/pimpinan) yang terkenal sadis dan tak logis memerintahkan agar pekerjaan ini (rumit sekali) harus selesai bagaimanapun caranya, sementara tempo pekerjaan itu hanya 2 jam. Dan, itu luar biasa tak cukup karena pekerjaan itu lazimnya hanya bisa diselesaikan dalam waktu minimal 2 hari.

Apa yang akan cenderung kita lakukan?

Umumnya, otak kita akan berpikir keras untuk mencari jalan keluar sesuai koridor. Syukur kalau ketemu. Namun, kalau tidak? Maka, sebagian kita (mungkin) cenderung memilih untuk memotong kompas dengan cara apapun. Hal ini sering diistilahkan dengan prinsip 4H, yaitu Halal, Haram, Hantam, Habis.

Prinsip 4H ini adalah suatu pegangan hidup yang sangat tak terpuji. Prinsip ini sangat berlawanan dengan kodrat kita sebagai manusia. Karena, sebagai makhluk berakal, kita memiliki kaidah-kaidah kehidupan yang harus selalu diindahkan.

Prinsip 4H lazimnya diaplikasikan dengan cara-cara yang buruk. Bahkan, buruk sama sekali. Pengguna prinsip ini akan menempuh cara apapun untuk mencapai keinginan atau tujuannya.

Demi memperoleh pangkat dan jabatan misalnya, pengguna prinsip ini tak segan melakukan berbagai perbuatan buruk seperti mencurangi, menipu, bahkan mengorbankan rekan kerjanya sendiri.

Umumnya, pengguna prinsip ini cenderung memikirkan cara bagaimana bisa memperoleh pangkat dan jabatan dengan cepat. Bahkan, menjilat atasan adalah hal biasa yang dilakukan agar pangkat dan jabatan bisa diperoleh secara instan.

Semua ini adalah masalah dari prinsip itu. Hal yang seringkali tak kita sadari adalah, bahwa secara tak langsung, atasan kita adalah toksik bagi kehidupan kita. Dan, ketika perintahnya kita realisasikan, maka saat itu pula kita telah menyerupainya. Toksik!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun