Mohon tunggu...
Dewi Yuliyanti
Dewi Yuliyanti Mohon Tunggu... Lainnya - Pegawai

Urip iku urup

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Cerpen Puisi: "Renjana Rindu Ragil"

27 Agustus 2022   15:50 Diperbarui: 31 Agustus 2022   14:21 356
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Terasa ada yang hilang, ketika ia membuka kamar tiada tampak wajah sang Ayah

Ingatan Ragil melayang pada senyum bahagia Ayah saat ia berceloteh ramai

Akankah semua terulang lagi?

Dalam kesunyian malam, nanar mata Ragil kerap bertanya “Kapan Ayah pulang?”

Akankah asa Ragil terjawab?

Rasa yang tak selaras dengan alur pikirnya

Engkau kerap berkata bahwa sang Ayah kembali pulih sehat

Namun, mengapa telah sekian hari Ayah tak jua nampak?

Jabaran kata pergi meninggalkan Ragil selamanya adalah lara yang menyesap

Asa Ragil, hari-harinya kan selalu ceria bersama sang Ayah

Nada-nada rindu bersenandung pilu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun