Nisan putih bertuliskan nama, memastikan kepergian sang kasih bukanlah ilusi
menari-nari seribu kenangan manis, Ragil berharap Ayah terbangun dari tidur panjangnya
Derai air mata Ibu saat Ragil nan polos mencecar tanya kembali,
“Ibu, mengapa Ayah dipasirin?”
Usia muda penuh tanya, dalam kebingungan mencari makna kehilangan Ayah
“Ragil, kemari, nak merapat dalam khusuknya merapal doa untuk Ayah”
Peluk Ibu mengajak Ragil berbagi kesedihan dan berbagi kekuatan hati.
Awal yang tidak sama lagi, saat Ayah tidak lagi membersamainya
Yang terkasih kini telah beristirahat dalam tidur panjangnya
Ayah Ragil tidak lagi menanggung sakit yang dideritanya
Hari-hari berlalu, Ragil terlihat kerap hilir mudik di depan kamar menanti yang dikasihi