Entah mengapa, Dayat seolah-olah selalu jadi pemenang di atas penderitaanku karena cinta. Aku tak pernah berhasil menjalin cinta dengan baik. Aku adalah pecundang cinta dalam reinkarnasi kehidupan yang kujalani. Dayat selalu jadi alarm pengingatku akan Kai, cinta pertama dalam kehidupan pertamaku.
Ya benar, aku tak pernah mampu melepas bayang-bayang Kai dalam ingatanku. Aku bahagia bila menjadi manusia, manusia bisa bicara dan luapkan isi hati serta pemikiran. Bila bertemu seseorang yang kemudian masuk dalam kehidupanku, aku berharap itu adalah Kai dalam jasad yang berbeda. Siapa tahu saja.
Ku tatap langit-langit kamarku. Sekilas wajah Kai berkelebat di sana-sini. Sampai kapankan aku harus menunggu lagi? Akankah sia-sia semua yang kujalani ini? Aku mengusap air mata yang mulai berjalan pelan di kedua pipiku. Tiba-tiba mataku diserang kantuk.
Kai, berjalanlah ke arahku walau dalam belukar mimpi...lalu tersesatlah bersamaku...
---------------###---------------
- DAYAT -
Mika...Tuan Putriku...
Jika saja aku diperkenankan untuk memberitahumu siapa aku sebenarnya di masa lampau...
Jika saja aku mampu menjadi jawaban atas seluruh pertanyaanmu...
Pada kehidupan kali ini, kau terlahir begitu cantik. Teramat cantik. Sosok yang selalu kurindukan sejak dulu. Pandangan teduh yang meluluhkan siapapun yang memandangnya. Lembut tutur kata yang mampu hancurkan batu sekeras apapun. Kau adalah cinta yang sanggup mematahkan setiap hati pria. Bahkan ribuan mawarpun cemburu, ketika kau terlahir sebagai kembang kaktus berduri.
Sedangkan aku, aku hanyalah seorang anak yang tak diinginkan. Anak yang dibuang ke dalam hutan belantara dan dijadikan sahaya bagi tuan yang memungutku. Hingga ayahmu menemukanku dan memberiku kehidupan yang lebih baik. Aku adalah pria yang telah lancang jatuh hati kepadamu, seorang putri yang lebih pantas kusebut bidadari langit yang terdampar di tanah Ako.