"Kau jangan tertawa, bukan aku yang meminta seperti ini..."
"He he, bukan itu. Kau biasa menyerupai hewan lucu yang menemaniku. Terakhir, kau adalah kupu-kupu bodoh bersayap polkadot yang selalu menangis bila tubuhmu tertancap duri..."
Dayat melotot padaku. Lalu hilang entah kemana. Ngambek. Seperti biasa saat ku cela.
***
Aku membetulkan name tag yang tersemat di sebelah kiri dadaku. Namaku kini Rozfika. Entah sudah berapa ribu kali aku melakukan perjalanan kehidupan. Aku lupa persisnya. Reinkarnasi. Aku ditakdirkan melalui ribuan kehidupan sebelum aku dipertemukan kembali dengan Kai, cinta sejatiku.
Kai, seorang ronin yang rela mengorbankan dirinya demi harga diri tuannya. Kai hujamkan pisau pada tubuhnya. Prosesi seppuku atau harakiri yang juga disaksikan oleh mataku sendiri. Kay menerima hukuman bersama 46 ronin lainnya.
Semua terjadi setelah Kai ikut membalas dendam atas kematian ayahku, Lord Asano Naganori. Kai juga yang telah membebaskanku dari ulah penyihir berhati iblis. Kai, lebih dari sekedar pahlawanku. Ia adalah cinta di setiap hidup dan matiku. Walau ia hanyalah anak yang dipungut oleh ayah ketika ditemukan dalam hutan, namun Kai teramat istimewa.
Setelah Kai tiada, aku memilih habiskan hidup seorang diri tanpa pendamping. Aku menua bersama cinta Kai. Ketika mati, jasadku terkubur membawa cinta Kai. Namun cinta Kai tetap hidup sampai kapanpun. Bahkan janji Kai yang rela menempuh seribu dunia dan sepuluh ribu kehidupan terlebih dahulu untuk menemukanku, telah menjadi janjiku juga. Kami akan saling menemukan.
Aku bersyukur, Tuhan tidak melenyapkan ingatanku akan siapa aku ini pada mulanya. Dalam sekian kehidupan, memori tentang bagian dari diriku yang sebenarnya tersimpan dengan baik. Pada jasad siapapun dan apapun ruh ini tertitipkan, aku tetaplah Mika, putri Asano yang nyaris dipersunting Kira, pria berhati jahat yang ingin menguasai tanah Ako. Aku Mika, kekasih Kai di masa silam dan masa depan.
***
"Mengapa melamun, Tuan Putri?"