"Aku...aku bingung pakai baju apa...?"
Gadis itu membuka almari. Dengan cekatan mengambil satu setel pakaian berwarna hijau tosca.
"Kau kenapa? Seperti amnesia saja. Kita selalu memakai seragam yang sama setiap hari. Ayo cepat ganti, kutunggu kau di bawah..."
***
Sephira Cafe. 2 Januari 2015.
Aku melihat kalender. Hmmm. Jadi ini tahun 2015? Pandangan kedua mataku berjinjit menyusuri ornamen-ornamen cafe bertajuk vintage ...hari ini cafe dibooking oleh seseorang. Kata Ibu Rosie, semacam kejutan lamaran dari si pembooking pada calon istrinya. Ah, seperti apa sebuah lamaran di tahun ini?
Tiba-tiba aku teringat sesuatu. Sejak aku terdampar di kehidupan ini, sudah beberapa hari aku kehilangan sosok yang setia mendampingiku. Ya, kehilangan teman setia perjalananku...Dayat! Di mana Dayat? Biasanya dia...
Tring! Aku dikagetkan oleh sosok peri bertubuh tambun, berpipi chubby dengan rambut ikal dan sebagian digelung. Bergaun biru muda. Di atas kepalanya ada bintang-bintang yang berputar. Tangan kanannya memegang tongkat. Ia berputar-putar seperti penari balet. Senyumnya...dia...
"Daaaay...itukah kau...?"
"Ssst..."
Aku katupkan bibir secepat satu kedipan mata. Menahan rasa kangen sekaligus geli pada sosok di hadapanku itu. Akhirnya mahluk itu muncul juga. Selalu dalam bentuk yang lucu dan juga tingkah laku sedikit bodoh, hahaha.