Mohon tunggu...
Dewi Pagi
Dewi Pagi Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Say it with poems & a piece of cake...| di Kampung Hujan

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

[Fiksi Penggemar RTC] Reinkarnasi Cinta

10 September 2015   16:34 Diperbarui: 10 September 2015   16:34 659
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Malam ini, Dayat tiba-tiba muncul lalu duduk di jendela kamarku. Gaun yang terlihat kesempitan itu sempat membuatku ingin mencelanya lagi. Tetapi kuurungkan, aku takut ia menangis lagi. Lagipula aku sedang tak berhasrat untuk bercanda dengannya.

"Day, ingatkah kau, sudah berapa kali aku bereinkarnasi?"

"Tidak ingat, Tuan Putri..."

Aku menghela nafas. Aku rindu Kai. Selalu rindu. Kehidupan apa yang tengah kau jalani saat ini, Kai? Apakah kau juga mencariku? Apakah kau tak pernah lelah seperti aku? Ataukah telah ada pengganti diriku?

"Day, aku rindu sekali pada Kai...tidakkah kau tahu di belahan dunia mana Kai saat ini? Tidakkah kau berusaha membantuku untuk mencari tahu?"

"Maaf, Tuan Putri, saya tidak tahu. Saya hanya bertugas menemani Tuan Putri saat mengembara dalam ribuan kehidupan...sampai Tuan Putri bertemu dengan Tuan Kai..."

Aku kembali pada bisu lamunan. Malam semakin hitam. Bulan dan bintang sudah menyingkir dari kegelapan langit. Angin yang sedari tadi lembut berhembus, kini entah menguap kemana?

Aku melirik Dayat. Ia tertidur di atas kisi-kisi jendela. Mendengkur. Mahluk yang benar-benar lucu. Setia menemaniku sejak reinkarnasi pertamaku. Tuhan mengirimkan Dayat sebagai penjagaku, hingga kelak aku bertemu Kai.

Ketika aku menjadi sehelai ranting, Dayat adalah semut merah yang lugu dan penuh kegalauan karena sering terpisah dari kelompoknya. Tatkala aku terlahir sebagai burung, Dayat menjadi awan berkuping lebar tempatku rebahkan sayap untuk melepas lelah. Satu saat aku menjadi seekor kucing persia, Dayat adalah gulungan benang bersuara parau yang menemaniku bermain.

Dayat memang unik. Mahluk terunik di mataku. Aku jadi kelinci, Dayat jadi belalang yang menemaniku di atas hijau rerumputan. Begitu pun di saat aku menjadi kembang kaktus, Dayat adalah gundukan pasir bermata bulat berhidung mancung yang selalu cerewet bila kehausan.

Selain bodoh dan lucu, Dayat adalah mahluk pencemburu. Ia selalu menekuk wajahnya lalu pergi sekian lama bila melihatku menjalin hubungan dengan lawan jenisku. Saat aku kembali sendiri, Dayat datang lagi. Selalu saja seperti itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun