Seketika  membuka matanya dengan penuh. Lututnya lemas, nafasnya berhembus tak beraturan. Ia melebarkan pintunya. Tak ada siapapun diluar. Ia menunduk, hanya ada dedaunan  tepat di teras depan pintunya. Mungkin karna angin kencang semalam. Ia tak habis pikir, bagaimana bisa bayangan dedaunan itu nampak seperti sepasang sepatu lewat celah pintu bawah.
Ia membuka handphone nya, terlihat jam menunjukkan pukul delapan kurang sepuluh menit. Ia mengunci pintu dan bergegas menuju pabrik yang disebutkan Tuan kemarin.
Angin bertiup tenang, matahari menampakkan seluruh pesonanya pada luasnya langit. Kian memberikan semangat pada lelaki muda itu. Harap-harap hasil secerah pagi itu. Dua puluh menit berlalu, lelaki muda itu sampai di pabrik yang dimaksud Tuan kemarin. Ia menghampiri pos security di lantai utama pabrik,
"Maaf pak, saya dengar disini membutuhkan security tambahan. Saya ingin mengantar berkas, pak."
"Ohh.. iya betul. Masuklah. Mas naik ke lantai dua dan serahkan berkasnya pada bapak di ruang pimpinan."
Ia mengangguk dan segera menuju ruangan yang diarahkan bapak tadi.Sesampainya ia di ruang pimpinan, ia mengetuk pintu.
"Silahkan masuk!" Ucap seorang laki-laki di dalam ruangan.
"Ada keperluan apa kau kemari?" Tanya Bapak itu.
"Saya dengar disini sedang membutuhkan security. Saya berniat untuk memberikan berkas lamaran saya, pak."
"Ohh.. iya. Boleh saya lihat berkasnya?"
Lelaki muda itu mengangguk, lalu memberikan amplop cokelat yang ia bawa.