Mohon tunggu...
Dewi Murniati
Dewi Murniati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Terbuka

seorang mahasiswa yang ingin kembali menekuni dunia fiksi dengan segala imajinasi dan kreasi tanpa ada sensasi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pesan Tuan

25 Maret 2023   21:48 Diperbarui: 25 Maret 2023   22:02 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sudah, ambil cepat dan pergilah!

"Oiya, dimana kau tinggal?" Lanjut tuan.

"Semalam aku menumpang tidur di rumah Pak RT diujung jalan, Tuan."

"Ohh.." Tuan itu mengangguk dan masuk kembali ke dalam rumah besar nya, lelaki itu pun pergi meninggalkan teras.

Sesampainya di rumah, lelaki itu mengganti baju. Tubuhnya terasa retak tak karuan. Baru sebentar berjalan, kakinya bak akan patah. Beginilah kalau terlalu sering berdiam dirumah dengan buku. Maklumlah, ia baru saja lulus sekolah dan baru belajar untuk hidup mandiri setelah neneknya meninggal. Selama ini ia dirawat oleh nenek dan julaknya. Ia tak enak kalau harus terus tinggal bersama julak dan keluarganya itu. Ibu dan adik perempuannya tinggal bersama ayahnya yang bertugas di Kalimantan. Mungkin setahun atau dua tahun atau entah berapa tahun baru menjenguknya lagi.

Semilir angin menembus kamar lelaki muda itu. Kian menusuk tubuh kurusnya yang tengah berbaring, beralaskan sarung yang ia bawa dari kampung. Tak ada bantal ataupun guling, hanya bertumpu pada tas yang berisikan baju hari-harinya. Rupanya dua hari berlalu. Lelaki muda itu tak keluar rumah sejak kemarin. Menunggu kabar lowongan yang sempat ia lamar waktu lalu.  Ia gelisah, bagaimana kalau tak ada panggilan sama sekali. Makan apa ia esok.

"Tuhan, izinkanlah aku untuk bekerja. Aku tak mau berlama-lama begini." Ucapnya sedih

Tok tok tok..

"Dik, apa kau didalam? Ini aku."  Ia mendengar suara Tuan dan bergegas membuka pintu.

"Oh iya tuan, ada apa ya?"

"Kau belum kerja?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun